Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Finansial

Regulasi Kripto dan Adopsi Institusional

Share

Regulasi baru dan adopsi institusional mendorong masuknya cryptocurrency ke arus utama, meningkatkan investasi perusahaan dalam aset digital dan integrasi kripto ke dalam sistem keuangan tradisional.

06 Agt 2025, 05.51 WIB

SEC Tegaskan Token Liquid Staking Bukan Sekuritas, DeFi Siap Melaju Pesat

SEC Tegaskan Token Liquid Staking Bukan Sekuritas, DeFi Siap Melaju Pesat
Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) mengeluarkan pernyataan baru yang menyatakan bahwa token liquid staking tidak termasuk sebagai sekuritas seperti saham atau obligasi. Hal ini memberikan kejelasan hukum bagi industri kripto dan keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang selama ini cukup abu-abu statusnya di mata regulator. Liquid staking adalah proses di mana pengguna dapat mengunci cryptocurrency mereka untuk mendapatkan imbal hasil sambil tetap bisa menggunakan token pengganti hasil staking tersebut untuk aktivitas lain di DeFi. Ini membuat liquid staking menjadi bisnis besar kedua di DeFi senilai lebih dari 66 miliar dolar, dengan Lido sebagai pemain utama. Kepemimpinan baru di SEC, khususnya Chair Paul Atkins, berusaha melakukan deregulasi melalui inisiatif Project Crypto yang akan mendorong integrasi teknologi blockchain dengan pasar keuangan tradisional. Ini berbeda dengan pendekatan sebelumnya di masa Gary Gensler yang lebih ketat dan menuntut banyak perusahaan kripto. SEC menegaskan bahwa pihak penyedia liquid staking hanya bertindak sebagai agen administratif tanpa kontrol manajerial atau kewirausahaan, sehingga tidak memenuhi syarat sebagai sekuritas. Liquid staking token hanya berfungsi sebagai tanda terima (receipt) dari aset yang di-stake, bukan instrumen investasi yang menawarkan hak atas keuntungan atau aset bisnis. Namun, pedoman ini tidak berlaku untuk restaking atau model staking yang memberikan hak ekonomi seperti pembagian hasil usaha, yang masih bisa jatuh ke dalam kategori sekuritas dan pengawasan SEC. Dengan demikian, pasar liquid staking dapat berkembang dengan lebih pasti tanpa ketakutan akan penegakan hukum SEC.
06 Agt 2025, 05.46 WIB

SEC Tegaskan Liquid Staking Bukan Sekuritas, Buka Jalan Untuk Crypto

SEC Tegaskan Liquid Staking Bukan Sekuritas, Buka Jalan Untuk Crypto
Pada tanggal 5 Agustus 2025, SEC melalui Divisi Keuangan Korporasi mengeluarkan pernyataan penting bahwa aktivitas liquid staking pada blockchain proof-of-stake tidak dianggap sebagai penjualan sekuritas jika tidak terkait dengan kontrak investasi. Ini memberikan kepastian hukum bagi para pelaku dan investor di industri crypto. Staking adalah proses mengunci aset crypto untuk membantu mengamankan jaringan dan mendapatkan hadiah. Liquid staking memungkinkan pemilik aset untuk tetap memiliki token yang dapat diperdagangkan sementara aset asli tetap digunakan untuk staking, berbeda dengan staking tradisional yang mengunci aset sepenuhnya. Pernyataan SEC menegaskan bahwa token hasil liquid staking, seperti sETH, yang berfungsi sebagai bukti kepemilikan aset yang distaking, tidak memerlukan registrasi sebagai sekuritas. Hal ini menghilangkan kekhawatiran regulasi yang sebelumnya membayangi produk dan inovasi terkait liquid staking. Pemimpin SEC, Paul Atkins, bersama komisioner Hester Peirce dan pelaku industri seperti Alexander Grieve dan Miles Jennings menyambut baik pernyataan ini. Mereka menilai langkah ini sebagai kemajuan besar yang akan mendorong pengembangan produk crypto dan investasi. Klarifikasi ini juga memberi harapan baru untuk persetujuan penggunaan liquid staking dalam produk ETF Ethereum, yang selama ini menjadi perhatian SEC terkait likuiditas. Dengan kejelasan ini, masa depan adopsi crypto di pasar keuangan tradisional tampak lebih cerah.
06 Agt 2025, 03.08 WIB

Lonjakan Pembelian Ether dan Regulasi Baru di Washington Dorong Masa Depan Crypto

Lonjakan Pembelian Ether dan Regulasi Baru di Washington Dorong Masa Depan Crypto
Lorien Gabel, Co-Founder dan CEO Figment, berbicara tentang peningkatan signifikan dalam pembelian Ethereum, yang dikenal sebagai ether. Kenaikan ini menunjukkan semakin minat dan kepercayaan para investor terhadap teknologi blockchain dan mata uang digital. Selain itu, regulasi mengenai cryptocurrency di Washington tengah mengalami perubahan yang ditujukan untuk memberikan kerangka hukum lebih jelas dan aman bagi semua pihak. Ini menjadi tanda bahwa pemerintah mulai serius mengatur pasar crypto agar lebih stabil. Industri perbankan juga mulai menerima cryptocurrency sebagai bagian dari sistem keuangan mereka. Hal ini sangat penting karena menunjukkan integrasi antara teknologi baru dengan layanan keuangan yang sudah mapan selama ini. Diskusi ini diangkat oleh Sonali Basak dalam program Bloomberg Crypto, yang menyoroti bagaimana semua perubahan ini saling berinteraksi dan memengaruhi pasar crypto secara keseluruhan. Para ahli dan pelaku industri menilai bahwa ini adalah fase penting dalam evolusi keuangan digital. Dengan adanya perkembangan ini, masa depan cryptocurrency tampak semakin cerah dan diharapkan mampu menarik lebih banyak investor serta institusi besar. Namun, perhatian khusus harus tetap diberikan terhadap regulasi dan keamanan agar pertumbuhan pasar tetap positif.
05 Agt 2025, 19.00 WIB

Pertumbuhan Pesat Stablecoin dan Tantangan Adopsi di AS dan Inggris 2025

Pertumbuhan Pesat Stablecoin dan Tantangan Adopsi di AS dan Inggris 2025
Pada tahun 2025, Amerika Serikat dan Inggris mencatat pertumbuhan penetrasi kripto tercepat di dunia. Hal ini disebabkan oleh promosi yang semakin luas dan dukungan dari institusi serta regulator di kawasan Barat. Di Amerika Serikat, 23,5% penduduk kini memegang produk kripto, sementara di Inggris, angka ini hampir dua kali lipat menjadi 18%. Meski pertumbuhan ini signifikan, penggunaan kripto untuk pembayaran sehari-hari masih terbatas. Hanya sekitar sepertiga dari pemegang kripto di seluruh dunia menggunakan mata uang digital ini untuk membeli barang dan jasa. Penggunaan stablecoin atau aset digital dengan nilai tetap memang berpotensi mengubah cara pembayaran di masa depan. Namun, tantangan besar yang dihadapi saat ini adalah masalah interoperabilitas stablecoin dengan mata uang tradisional dan sistem pembayaran yang sudah ada. Biaya untuk mengubah mata uang fiat menjadi stablecoin dan sebaliknya masih cukup tinggi, sehingga mengurangi keuntungan bagi transaksi kecil serta penggunaan ritel secara umum. Stablecoin memiliki benefit besar untuk transfer internasional pada skala institusional, di mana mereka bisa mengurangi biaya pertukaran mata uang dan mempercepat waktu penyelesaian transaksi yang biasanya memakan waktu 2–5 hari menjadi hampir instan. Hal ini membuka peluang baru bagi perusahaan untuk mengelola arus kas dan memanfaatkan peluang pasar uang yang lebih baik. Di pasar negara berkembang, permintaan stablecoin tetap kuat, tetapi masalah likuiditas lokal menjadi kendala utama. Untuk mengatasi ini, tokenisasi mata uang lokal non-reserve diperkirakan akan menjadi langkah berikutnya dalam pengembangan stablecoin secara global. Keterlibatan regulator dan institusi keuangan konvensional juga semakin mengubah lanskap ini, menjadikan stablecoin sebagai jembatan antara keuangan tradisional dan teknologi blockchain.
05 Agt 2025, 18.45 WIB

Bullish Bursa Kripto Luncurkan IPO dengan Target Valuasi 4,23 Miliar Dolar

Bullish Bursa Kripto Luncurkan IPO dengan Target Valuasi 4,23 Miliar Dolar
Bullish, sebuah bursa kripto yang didukung oleh Peter Thiel, baru-baru ini mengumumkan dimulainya roadshow untuk penawaran saham perdana IPO. Perusahaan ini menargetkan valuasi pasar hingga 4,23 miliar dolar AS dan berharap bisa mengumpulkan dana sebesar 629 juta dolar melalui penerbitan 20,3 juta saham biasa. Rentang harga saham yang diharapkan berada antara 28 hingga 31 dolar per lembar. Sebagai platform digital asset yang berorientasi pada institusi, Bullish mengoperasikan bursa yang diatur secara legal dan diawasi oleh regulator di beberapa wilayah seperti Jerman, Hong Kong, dan Gibraltar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berusaha menawarkan layanan yang aman dan terpercaya bagi para investor dan pelaku pasar digital. Untuk mendukung proses IPO, Bullish menggandeng konsorsium lembaga keuangan besar sebagai penjamin emisi. J.P. Morgan dan Jefferies menjadi pengelola utama, disertai oleh Citigroup, Cantor, Deutsche Bank Securities, dan Societe Generale sebagai book-running manager, serta beberapa co-manager lain. Selain menawarkan jasa bursa, Bullish juga telah memperluas layanannya dengan mengakuisisi CoinDesk pada 2023, sehingga kini bisa menyediakan data dan wawasan terkait industri aset digital. Terlihat dari laporan keuangan, perusahaan memiliki aset kripto dalam jumlah besar, termasuk lebih dari 24.000 Bitcoin dan sejumlah stablecoin serta aset digital lainnya. Meskipun Bullish melaporkan laba bersih 80 juta dolar di tahun 2024, mereka mencatatkan kerugian bersih sebesar 349 juta dolar pada kuartal pertama tahun 2025. Dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk kebutuhan operasional dan kemungkinan untuk mendanai akuisisi di masa depan yang berpotensi memperkuat posisi mereka di pasar.
05 Agt 2025, 00.36 WIB

Perusahaan Blockchain Figure Ajukan IPO untuk Kembangkan Bisnis Pinjaman Kripto

Figure Technology Solutions Inc., sebuah perusahaan yang mengembangkan teknologi blockchain untuk pinjaman rumah dan pinjaman kripto, telah mengajukan permohonan IPO secara rahasia. Langkah ini menunjukkan keinginan perusahaan untuk memperluas bisnisnya dengan masuk ke pasar publik. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2018 oleh Mike Cagney, yang sebelumnya terlibat dalam pendirian SoFi Technologies. Saat ini, Michael Tannenbaum menjabat sebagai CEO dan memimpin pengembangan perusahaan ke arah yang lebih strategis. Figure telah berhasil mendanai sekitar 16 miliar dolar dalam bentuk pinjaman ekuitas rumah dan menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan besar seperti OpenAI dan Alphabet. Hal ini menandakan kuatnya integrasi teknologi dengan finansial yang mereka tawarkan. Bank besar seperti Goldman Sachs, JPMorgan Chase, dan Jefferies Financial Group juga menjadi mitra dalam proses IPO ini, yang memperlihatkan dukungan dan kepercayaan institusi keuangan terhadap potensi Figure. Langkah IPO ini merupakan bagian dari tren yang lebih luas di mana perusahaan-perusahaan kripto berusaha masuk ke pasar modal untuk menarik modal baru dan meningkatkan legitimasi di mata investor dan regulator.
04 Agt 2025, 21.00 WIB

Bullish Siap IPO Rp 10.34 triliun ($629 Juta) , Industri Crypto Menyambut Regulasi Baru

Bullish, platform perdagangan kripto yang juga memiliki CoinDesk, mengumumkan rencana penawaran umum perdana (IPO) di New York Stock Exchange. Mereka bertujuan untuk mengumpulkan dana hingga Rp 10.34 triliun ($629 juta) dengan menjual 20,3 juta saham pada harga antara Rp 460.46 ribu ($28) sampai Rp 509.80 ribu ($31) per saham. Jika dihitung pada harga tertinggi, nilai perusahaan bisa mencapai Rp 69.07 triliun ($4,2 miliar) . IPO ini mencerminkan gelombang perusahaan crypto yang mulai memasuki pasar modal publik, didorong oleh regulasi pemerintah yang lebih mendukung dan minat investor besar seperti BlackRock dan ARK Investment Management. Sebagai perusahaan perdagangan institusional, Bullish menawarkan layanan spot dan derivatif, serta likuiditas pasar. Mereka memiliki aset likuid lebih dari Rp 49.34 triliun ($3 miliar) , termasuk ribuan bitcoin, ether, dan ratusan juta dolar dalam bentuk uang tunai dan stablecoin. Regulasi yang semakin positif, seperti penandatanganan GENIUS Act, membantu mendorong harga bitcoin yang tumbuh signifikan tahun ini. Langkah seperti ini menunjukkan bagaimana industri crypto mulai bisa beroperasi dalam kerangka hukum yang lebih jelas dan aman. IPO Bullish sekaligus menandakan bahwa pasar crypto semakin matang dan diminati oleh investor institusional. Banyak perusahaan crypto lain, seperti Circle dan eToro, juga telah atau sedang berencana melantai di bursa, menandai fase baru dalam ekosistem aset digital.
04 Agt 2025, 20.00 WIB

Tantangan dan Peluang Circle Internet Group Pasca Regulasi GENIUS Act

Circle Internet Group (CRCL) sedang menjadi sorotan setelah debut publik yang didorong oleh spekulasi investor dan perubahan regulasi, terutama adanya GENIUS Act yang mengatur cadangan stablecoin agar hanya terdiri dari kas, simpanan permintaan, dan surat utang pemerintah jangka pendek. Regulasi ini membatasi fleksibilitas Circle dalam mengelola aset dan risiko. Selain regulasi, Circle berbagi sebagian dari pendapatan bunga dengan mitra distribusi seperti Coinbase, yang mengurangi margin profitabilitas perusahaan. Manajemen juga memberikan sinyal bahwa pembagian ini mungkin akan meningkat, sehingga menambah tekanan pada margin. Meskipun menghadapi kendala, pada kuartal pertama tahun fiskal 2025 Circle mencatat kenaikan pendapatan dan laba operasi yang signifikan dibanding tahun sebelumnya. Perusahaan meraih pendapatan Rp 9.52 triliun ($578,6 juta) dan laba operasi sebesar Rp 1.53 triliun ($92,9 juta) , sekaligus mencatat peningkatan laba bersih dan EBITDA yang kuat. Namun demikian, prospek kuartal kedua dan tahun fiskal 2025 menunjukkan risiko kerugian yang lebih besar, dengan estimasi kerugian per saham yang melebar. Analis memperkirakan pemulihan laba akan terjadi mulai tahun fiskal 2026, dengan kenaikan EPS yang signifikan. Sentimen analis terhadap saham CRCL masih terbagi, dengan rating rata-rata “Hold” dan target harga yang menampilkan potensi keuntungan moderat. Investor disarankan untuk waspada terhadap volatilitas jangka pendek sambil memperhatikan hasil laporan keuangan selanjutnya.

Baca Juga

  • Spotify Umumkan Kenaikan Harga Langganan, Pengguna Boikot di Indonesia

  • Pertukaran Kripto Bullish Meluncurkan Roadshow IPO dengan Target Valuasi $4,23 Miliar

  • Coinbase Mengalami Volatilitas Saham di Tengah Penawaran Convertible Notes dan Penurunan Peringkat Analis

  • Regulasi Kripto dan Adopsi Institusional

  • Inovasi AI yang Mengubah Fintech