
Para peneliti telah mengembangkan alat AI bernama Delphi-2M yang mampu memprediksi risiko seseorang untuk mengembangkan lebih dari 1.000 penyakit hingga 20 tahun ke depan. Alat ini menggunakan data rekam medis dan faktor gaya hidup seperti usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Model ini dilatih dengan data dari 400.000 peserta studi UK Biobank yang berasal dari Inggris Raya.
Sebelumnya, model-model AI hanya mampu memprediksi risiko satu penyakit dalam satu waktu, sehingga dokter harus menggunakan banyak model untuk membuat penilaian menyeluruh tentang kesehatan pasien. Delphi-2M mengatasi masalah ini dengan menggunakan jenis model bahasa besar yang biasanya ditemukan pada chatbot AI seperti ChatGPT, dan dikustomisasi untuk kebutuhan medis multi-penyakit.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa Delphi-2M mampu memberikan prediksi yang sebaik atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan model risiko penyakit tunggal maupun algoritma berbasis biomarker. Ini berarti AI tersebut tidak hanya membantu mengenali risiko kanker, tetapi juga penyakit kulit, kondisi imun, dan penyakit lainnya secara bersamaan.
Kemampuan Delphi-2M untuk memproyeksikan jalur kesehatan masa depan dengan sangat akurat dinilai sebagai sebuah terobosan di bidang kesehatan digital. Dengan kemampuan ini, tenaga medis dapat mengidentifikasi pasien berisiko tinggi lebih awal dan memberikan intervensi pencegahan yang optimal untuk mencegah penyakit parah berkembang.
Meski demikian, tantangan ke depan adalah memastikan model ini juga efektif untuk populasi di luar Inggris, serta menangani isu etika dan privasi data. Namun, tanpa diragukan, Delphi-2M membuka perspektif baru untuk penggunaan AI yang lebih luas dan menyeluruh di masa depan dalam menjaga kesehatan manusia.