
Setelah operasi pengangkatan kista atau pertumbuhan di pita suara, banyak pasien kesulitan berbicara karena jaringan yang menjadi keras dan berparut. Penggunaan hidrogel sebagai bahan penyembuh bisa membantu meniru struktur alami pita suara dan mempercepat proses penyembuhan. Namun, dokter sering mengalami kendala karena sulit melihat dan mengaplikasikan hidrogel ini dengan tepat selama operasi.
Swen Groen dan timnya dari McGill University terinspirasi dari gerakan belalai gajah yang lentur dan fleksibel. Mereka mengembangkan alat bioprinter mini dengan printhead kecil berdiameter 2,7 milimeter dan lengan fleksibel yang mampu menyelinap melalui alat bedah berdiameter 1 sentimeter tanpa menghalangi pandangan dokter.
Prototipe awal berdiameter 8 milimeter kemudian dikecilkan agar bisa masuk ke alat bedah. Dalam uji coba, alat ini berhasil menyemprotkan hidrogel berbahan asam hialuronat secara tepat pada pita suara buatan, yang biasanya digunakan untuk pelatihan operasi dokter bedah.
Keberhasilan ini sangat penting karena selama ini bioprinting biasanya hanya bisa digunakan pada luka di permukaan tubuh, sedangkan penyembuhan luka di organ dalam tetap menjadi tantangan besar. Teknologi ini menawarkan solusi baru yang praktis dan efektif bagi dokter dalam bekerja pada luka internal seperti pita suara.
Meskipun sudah menunjukkan hasil bagus di laboratorium, tantangan besar berikutnya adalah menguji alat ini di prosedur bedah nyata dan memastikan keamanan serta efektivitasnya pada pasien. Alat ini berpotensi besar untuk meningkatkan pemulihan pasien dan mengurangi komplikasi pasca operasi pita suara.