Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Teknologi

OpenAI Menolak Bailout Pemerintah saat Sam Altman Tegaskan Kemandirian Finansial

Share

Sam Altman menyatakan bahwa OpenAI tidak menginginkan bailout pemerintah meskipun perusahaan mencatat pendapatan besar dan komitmen data center yang signifikan. Pernyataan ini menyoroti dinamika keuangan dan manajemen dalam industri AI serta upaya mempertahankan kemandirian finansial.

07 Nov 2025, 09.00 WIB

Sam Altman Tegaskan OpenAI Tolak Jaminan Pemerintah untuk Pusat Data AI

Sam Altman Tegaskan OpenAI Tolak Jaminan Pemerintah untuk Pusat Data AI
OpenAI sedang menjalankan proyek besar untuk membangun infrastruktur kecerdasan buatan dengan menginvestasikan sekitar 1,4 triliun dolar AS pada pusat data dan chip. Namun, langkah ini menimbulkan banyak pertanyaan terkait bagaimana perusahaan akan mendanai ekspansi yang sangat mahal tersebut. CEO OpenAI, Sam Altman, secara tegas menyatakan bahwa perusahaan tidak menginginkan atau membutuhkan jaminan pemerintah untuk membiayai pusat data AI mereka. Ia menekankan bahwa mereka tidak ingin menggunakan uang pajak untuk menutup risiko bisnis yang buruk. Diskusi antara OpenAI dan pemerintah Amerika Serikat ternyata hanya terkait dengan jaminan pinjaman untuk pembangunan pabrik semikonduktor, bukan untuk pusat data AI. Hal ini sejalan dengan program pemerintah yang dikenal sebagai US Chips Act, yang memberikan bantuan besar dalam bentuk hibah, pinjaman dan keringanan pajak untuk mendukung chip made in USA. Meskipun begitu, OpenAI belum mengajukan permohonan resmi untuk jaminan pinjaman tersebut. Sikap ini menunjukkan bahwa perusahaan ingin tetap menjaga kemandirian finansial meski dihadapkan pada tantangan investasi besar dan tekanan dari pasar mengenai potensi kerugian. Ke depan, OpenAI dan pemerintah AS kemungkinan akan terus bekerja sama dalam pengembangan fasilitas chip lokal, sementara perusahaan tetap fokus memanfaatkan pendanaan swasta agar inovasi AI dapat berkembang secara berkelanjutan tanpa membebani dana publik.
07 Nov 2025, 04.18 WIB

OpenAI Targetkan Pendapatan Besar dan Ekspansi Luas di Dunia AI & Cloud

OpenAI Targetkan Pendapatan Besar dan Ekspansi Luas di Dunia AI & Cloud
Pada tahun 2025, OpenAI terus memperkuat posisinya dengan menandatangani kesepakatan data center bernilai miliaran dolar yang memungkinkan perusahaan meningkatkan kapasitas teknologi mereka. CEO Sam Altman mengungkapkan bahwa pendapatan tahunan OpenAI akan melebihi 20 miliar dolar dan mereka menargetkan pertumbuhan hingga ratusan miliar dolar pada 2030. OpenAI telah mengamankan komitmen pendanaan sebesar 1,4 triliun dolar untuk delapan tahun ke depan, yang menjadi modal besar bagi ekspansi bisnisnya. Perusahaan juga sudah memiliki satu juta pelanggan bisnis, yang menjadi bukti kepercayaan pasar terhadap layanan dan produk yang mereka tawarkan. Selain layanan AI berbasis cloud, OpenAI berencana mengembangkan berbagai produk baru seperti perangkat konsumen dan robotika. Mereka baru saja mengakuisisi perusahaan desain milik Jony Ive dan sedang mengembangkan sebuah perangkat AI berukuran sebesar telapak tangan yang menarik minat pasar teknologi. OpenAI juga mulai memasuki bidang penemuan ilmiah dengan meluncurkan inisiatif OpenAI for Science. Rencana bisnis ini menunjukan fokus perusahaan dalam menggabungkan kecerdasan buatan dan penelitian ilmiah guna mendorong inovasi di berbagai bidang penelitian. Selain pengembangan produk dan layanan, OpenAI menyatakan kesiapan untuk mendapatkan pendanaan tambahan melalui penjualan saham atau pinjaman. Ini akan mendukung kebutuhan modal perusahaan seiring mereka terus tumbuh dan memasuki pasar cloud computing yang sangat kompetitif.
07 Nov 2025, 03.06 WIB

OpenAI Tantang Pembiayaan Mega Infrastruktur Rp 20 Ribu Triliun, Tolak Bantuan Pemerintah

OpenAI Tantang Pembiayaan Mega Infrastruktur Rp 20 Ribu Triliun, Tolak Bantuan Pemerintah
OpenAI sedang menghadapi tantangan besar dalam membiayai pembangunan pusat data dan teknologi chip canggih yang mereka butuhkan untuk pengembangan kecerdasan buatan. Total komitmen yang mereka buat untuk pembangunan ini diperkirakan mencapai 1,4 triliun dolar selama delapan tahun ke depan, sementara pendapatan saat ini berada di angka 20 miliar dolar per tahun dan diharapkan bisa tumbuh pesat hingga ratusan miliar pada 2030. Pada sebuah acara di Wall Street Journal, CFO OpenAI, Sarah Friar, mengungkapkan bahwa mereka berharap pemerintah AS dapat menyediakan jaminan pinjaman untuk infrastruktur, yang akan membuat pembiayaan lebih murah dan memungkinkan penggunaan chip terbaru secara terus menerus. Namun, setelah diterpa kritik luas, ia kemudian meralat pernyataannya dan menegaskan bahwa OpenAI tidak secara aktif mencari jaminan pemerintah. CEO OpenAI, Sam Altman, menegaskan bahwa perusahaan tidak ingin ada jaminan atau dukungan langsung dari pemerintah yang bisa mengganggu persaingan pasar. Altman percaya bahwa pasar harus menentukan siapa yang berhasil dan siapa yang gagal tanpa campur tangan pembiayaan dari pemerintah ke perusahaan-perusahaan AI secara langsung. Tokoh AI dan investor Silicon Valley, David Sacks, juga mengomentari situasi ini dengan menegaskan bahwa tidak akan ada bailout pemerintah untuk perusahaan AI. Menurutnya, yang lebih masuk akal bagi pemerintah adalah membuat perizinan dan penyediaan listrik menjadi lebih mudah bagi perusahaan teknologi agar bisa tumbuh dengan lebih cepat dan efisien. Walaupun ada tantangan besar dalam pembiayaan, OpenAI cukup optimistis tentang masa depan mereka, terutama dengan layanan untuk perusahaan, perangkat konsumen baru, dan bidang robotika yang tengah dikembangkan. Strategi mereka ke depan kemungkinan akan mengandalkan modal swasta dan dukungan kebijakan pemerintah yang tidak langsung, tanpa harus meminta bantuan keuangan langsung.
06 Nov 2025, 22.13 WIB

Terungkap: Alasan Ilya Sutskever Melawan Sam Altman di OpenAI

Terungkap: Alasan Ilya Sutskever Melawan Sam Altman di OpenAI
Dua tahun lalu, dunia teknologi dikejutkan oleh pemecatan singkat Sam Altman sebagai CEO OpenAI. Altman diberhentikan oleh dewan direksi perusahaan, termasuk rekannya Ilya Sutskever, yang kemudian mengirim memo berisi bukti-bukti ketidakjujuran Altman kepada dewan. Pemecatan ini memicu spekulasi dan pertanyaan mengenai alasan sebenarnya di balik langkah tegas tersebut. Dalam deposisi hukum yang baru-baru ini terungkap, Sutskever mengatakan bahwa Altman sering memanipulasi para eksekutif dengan memberikan informasi yang bertentangan dan memainkan konflik internal demi kepentingannya. Sutskever juga menyatakan telah mengumpulkan berbagai bukti dan catatan yang menunjukkan perilaku Altman yang merusak kepercayaan dalam organisasi. Salah satu contoh yang disebutkan adalah Altman yang tidak tegas dalam mengambil sikap saat Dario Amodei dari perusahaan saingan Anthropic ingin mengendalikan riset di OpenAI dan menggantikan beberapa eksekutif. Selain itu, mantan pemimpin teknologi OpenAI, Mira Murati, juga melaporkan bahwa Altman sering memprovokasi konflik internal di antara para eksekutif tingkat atas. Meskipun Altman sempat diberhentikan, ribuan karyawan mengancam hendak keluar dan akhirnya ia dipanggil kembali. Namun, periode ketegangan ini menyebabkan sejumlah eksekutif, termasuk Sutskever dan Murati, meninggalkan OpenAI untuk mendirikan startup baru. Perdebatan dan gugatan hukum terkait perkara ini masih berlangsung, berpotensi mengubah masa depan perusahaan AI terkemuka tersebut. Kasus ini menunjukkan pentingnya transparansi dan integritas dalam kepemimpinan perusahaan teknologi besar. Para tokoh di balik OpenAI menghadapi konflik internal yang kompleks, sementara publik dan investor menantikan kejelasan atas bagaimana mereka akan menavigasi tantangan tersebut untuk memastikan kemajuan teknologi yang bertanggung jawab.

Baca Juga

  • Inovasi dan Tantangan Keamanan dalam Ekosistem Rumah Pintar

  • Terobosan Antarmuka Tactile dan Wearable Merevolusi Interaksi Pengguna

  • Robot Layanan Mengubah Keselamatan Publik dan Pertanian

  • Keamanan Platform Mobile: Melawan Ancaman Peretasan dan Risiko Privasi

  • Transformasi Regulasi Telekomunikasi Global: Menyeimbangkan Inovasi, Privasi, dan Infrastruktur