
Pemerintah Hong Kong telah menerbitkan obligasi hijau tokenisasi senilai HKRp 164.45 ribu ($10.000) .000.000 atau sekitar USRp 21.38 triliun ($1,3 miliar) , menjadikannya penawaran obligasi digital terbesar di dunia. Ini adalah langkah bersejarah karena juga memungkinkan penyelesaian menggunakan mata uang digital fiat seperti e-HKD dan e-CNY, yang merupakan versi digital dari mata uang tradisional yang dibuat dengan teknologi blockchain.
Obligasi ini terbagi dalam empat bagian (tranche) dengan nilai dan durasi berbeda yang melibatkan Hong Kong dollar, yuan, dolar AS, dan euro. Para investor ditawarkan bunga yang bervariasi sesuai dengan tenor dan mata uang obligasi tersebut, mulai dari 1,9% hingga 3,633% per tahun.
Penawaran ini mendapatkan respon sangat positif dari pasar, dengan permintaan mencapai lebih dari HKRp 2.14 quadriliun ($130 miliar) , dan menarik investor institusional global seperti manajer aset, bank, perusahaan asuransi, dan bank swasta. Adopsi uang digital untuk penyelesaian juga mengurangi waktu penyelesaian dan risiko yang biasanya terkait dengan transaksi konvensional.
Christopher Hui Ching-yu, Sekretaris Layanan Keuangan dan Perbendaharaan Hong Kong, menegaskan bahwa langkah ini menegaskan posisi Hong Kong sebagai penghubung antara keuangan tradisional dan era aset digital. Dia juga menyoroti bahwa inisiatif ini akan memperkuat status Hong Kong sebagai pusat keuangan hijau dan berkelanjutan.
Dengan dukungan teknologi blockchain dan uang digital bank sentral, inisiatif ini semakin mendorong penggunaan mata uang digital di tingkat pemerintahan dan pasar keuangan. Ini memungkinkan penyelesaian transaksi yang lebih efisien dan aman serta dapat menjadi model bagi negara lain dalam mengadopsi inovasi keuangan digital.