Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Stories
Sains

Penemuan Arkeologi Baru Mencerahkan Evolusi Manusia

Share

Para arkeolog di Inggris, Belgia, dan lokasi lain menemukan fosil dan artefak kuno yang memberikan wawasan baru tentang keterampilan berburu dan struktur sosial manusia purba.

12 Mei 2025 pukul 16.04 WIB

Penemuan Ulang Tombak Kuno Schöningen: Bukti Kecerdasan Neanderthal 200 Ribu Tahun Lalu

Penemuan Ulang Tombak Kuno Schöningen: Bukti Kecerdasan Neanderthal 200 Ribu Tahun Lalu
Di situs arkeologi Schöningen di Jerman, penemuan tombak kayu yang sangat tua mengungkap cara berburu nenek moyang kita yang hebat pada masa lalu. Awalnya, alat-alat ini diperkirakan berusia ratusan ribu tahun dan dianggap dibuat oleh Homo heidelbergensis. Namun, analisis terbaru menggunakan teknik baru menunjukkan bahwa tombak sebenarnya berumur sekitar 200.000 tahun. Hasil ini memberi petunjuk bahwa yang membuat tombak tersebut adalah para Neanderthal, kerabat dekat manusia modern. Tombak ini bukanlah sembarang alat, melainkan bukti bahwa Neanderthal memiliki strategi berburu yang kompleks. Mereka bekerja sama dalam kelompok untuk berburu kuda di sekitar danau yang kini sudah hilang, menunjukkan komunikasi dan perencanaan yang baik. Penemuan ini penting karena memberi wawasan baru tentang kehidupan dan kecerdasan Neanderthal jauh sebelum mereka punah. Ini juga menunjukkan bahwa kemampuan berburu mereka mirip dengan manusia modern awal yang muncul di Afrika. Temuan ini membuka pikiran kita tentang sejarah manusia dengan menunjukkan bahwa para Neanderthal adalah pemburu yang sangat terampil dan memiliki kemampuan sosial yang terorganisir dengan baik lebih dari 200.000 tahun lalu.
12 Mei 2025 pukul 04.51 WIB

Penemuan Fosil Baru Mengungkap Shishania Bukan Mollusca Melainkan Chancelloriid

Penemuan Fosil Baru Mengungkap Shishania Bukan Mollusca Melainkan Chancelloriid
Para ilmuwan dari Durham University menemukan bahwa fosil Shishania aculeata, yang sebelumnya dianggap sebagai mollusca purba karena memiliki struktur mirip kaki dan duri, sebenarnya adalah hewan mirip spons yang disebut chancelloriid. Penemuan ini membantu mengubah pemahaman tentang evolusi hewan paling awal di bumi. Awalnya fosil ini dianggap memiliki kaki dan duri pelindung, yang mengaitkannya dengan kelompok moluska seperti siput dan kerang. Namun, analisis terbaru menunjukkan bahwa fitur-fitur tersebut ternyata adalah hasil dari proses fosilisasi yang menyebabkan ilusi, sehingga tubuh hewan ini sebenarnya seperti kantong berduri. Chancelloriid adalah hewan bag-shaped yang menempel di dasar laut, tanpa kepala, mulut, atau organ tubuh. Tubuh mereka dilapisi duri berlubang yang mungkin berfungsi sebagai mekanisme pertahanan dari predator laut purba. Dengan menggunakan teknik pencitraan modern, peneliti bisa melihat bahwa apa yang tampak seperti kaki pada fosil adalah bagian dalam tubuh yang terbelah, membantah teori bahwa Shishania adalah mollusca. Ini menunjukkan betapa pentingnya kualitas fosil dan teknologi dalam memahami sejarah kehidupan. Penemuan ini membantu mengisi kekosongan dalam catatan fosil dan memberikan bukti bahwa chancelloriid mengembangkan bentuk tubuh yang lebih kompleks dari waktu ke waktu, sehingga memperkaya pengetahuan fakta awal evolusi binatang di zaman Kambrium.
10 Mei 2025 pukul 21.56 WIB

Penemuan Langka Pipa Kayu Romawi Ungkap Kemegahan Kuno di Leuven

Penemuan Langka Pipa Kayu Romawi Ungkap Kemegahan Kuno di Leuven
Para arkeolog di Leuven menemukan pipa air kayu Romawi yang sangat langka di lokasi pembangunan asrama mahasiswa. Pipa ini ditemukan dalam kondisi sangat baik karena tanah yang berlumpur dan rendah oksigen mampu melestarikannya selama berabad-abad. Pipa tersebut berasal dari zaman Romawi, diperkirakan antara abad ke-1 hingga ke-3 Masehi, dan terbuat dari batang pohon berlubang yang disambung menjadi pipa sepanjang sekitar 65 sampai 100 kaki. Ini menunjukkan teknologi pengelolaan air yang canggih untuk masa itu. Penemuan ini sangat penting karena sebelumnya hanya ada bukti tidak langsung dari pipa kayu Romawi di wilayah Flanders, namun baru kali ini pipa kayu asli berhasil ditemukan dan dipelajari lebih lanjut. Leuven pada masa Romawi ternyata lebih maju dan lebih besar dari yang sebelumnya diperkirakan. Kota ini merupakan pemukiman strategis di persimpangan jalan militer dan memiliki sistem pipa yang menunjukkan status sosial yang tinggi. Saat ini, pipa kayu tersebut telah diangkat dan akan dipelajari menggunakan analisa cincin kayu untuk menentukan usia pastinya. Rencananya bagian teknologi Romawi yang ditemukan ini akan dipamerkan kepada publik.

Baca Juga

  • Penemuan Arkeologi Baru Mencerahkan Evolusi Manusia

  • Pengumuman Mengejutkan Bill Gates tentang Indonesia dan Indikator Kiamat

  • Teknologi Nuklir Generasi Selanjutnya Maju di AS, Kanada, dan China

  • Perkembangan Teknologi Militer dan Luar Angkasa China

  • Inisiatif Kesehatan Bill Gates di Indonesia