
Para ilmuwan dari Durham University menemukan bahwa fosil Shishania aculeata, yang sebelumnya dianggap sebagai mollusca purba karena memiliki struktur mirip kaki dan duri, sebenarnya adalah hewan mirip spons yang disebut chancelloriid. Penemuan ini membantu mengubah pemahaman tentang evolusi hewan paling awal di bumi.
Awalnya fosil ini dianggap memiliki kaki dan duri pelindung, yang mengaitkannya dengan kelompok moluska seperti siput dan kerang. Namun, analisis terbaru menunjukkan bahwa fitur-fitur tersebut ternyata adalah hasil dari proses fosilisasi yang menyebabkan ilusi, sehingga tubuh hewan ini sebenarnya seperti kantong berduri.
Chancelloriid adalah hewan bag-shaped yang menempel di dasar laut, tanpa kepala, mulut, atau organ tubuh. Tubuh mereka dilapisi duri berlubang yang mungkin berfungsi sebagai mekanisme pertahanan dari predator laut purba.
Dengan menggunakan teknik pencitraan modern, peneliti bisa melihat bahwa apa yang tampak seperti kaki pada fosil adalah bagian dalam tubuh yang terbelah, membantah teori bahwa Shishania adalah mollusca. Ini menunjukkan betapa pentingnya kualitas fosil dan teknologi dalam memahami sejarah kehidupan.
Penemuan ini membantu mengisi kekosongan dalam catatan fosil dan memberikan bukti bahwa chancelloriid mengembangkan bentuk tubuh yang lebih kompleks dari waktu ke waktu, sehingga memperkaya pengetahuan fakta awal evolusi binatang di zaman Kambrium.