COP29: Pelajaran yang Dipetik dari Konferensi Perubahan Iklim PBB
Courtesy of Forbes

Rangkuman Berita: COP29: Pelajaran yang Dipetik dari Konferensi Perubahan Iklim PBB

Forbes
Dari Forbes
09 Desember 2024 pukul 16.08 WIB
115 dibaca
Share
COP29 di Baku adalah konferensi internasional yang membahas perubahan iklim dan keuangan iklim. Meskipun ada beberapa kemajuan, banyak negara, terutama yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, merasa kecewa dengan hasilnya. Mereka menganggap kesepakatan yang dicapai, seperti target pengumpulan dana sebesar Rp 4.93 quadriliun ($300 miliar) per tahun, masih jauh dari kebutuhan yang sebenarnya, yaitu Rp 21.38 quadriliun ($1,3 triliun) . Selain itu, banyak negara berkembang merasa terbebani oleh pinjaman yang harus mereka bayar, alih-alih mendapatkan bantuan yang lebih bersifat hibah. Beberapa negara kecil bahkan memilih untuk meninggalkan pertemuan karena merasa tidak ada kemajuan yang berarti.
Menjelang COP30 yang akan diadakan di Brasil pada tahun 2025, tantangan besar adalah membangun kembali kepercayaan antara negara-negara. Banyak pihak berharap agar pertemuan mendatang dapat menghasilkan tindakan nyata dan akuntabilitas yang lebih baik dalam keuangan iklim. Selain itu, penting untuk memperbarui definisi negara "berkembang" dan "maju" agar lebih sesuai dengan kondisi saat ini. Dengan meningkatnya kesadaran akan krisis iklim dan polusi plastik, COP30 diharapkan dapat menjadi momen penting untuk mengambil langkah berani dan inovatif demi masa depan yang lebih baik.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa tujuan utama dari COP29?
A
Tujuan utama dari COP29 adalah untuk membahas keuangan iklim dan bagaimana mendanai biaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Q
Mengapa Papua New Guinea tidak menghadiri COP29?
A
Papua New Guinea tidak menghadiri COP29 karena mereka merasa bahwa pertemuan tersebut adalah 'buang-buang waktu'.
Q
Apa yang disarankan oleh Ban Ki-moon dan Christiana Figueres terkait proses COP?
A
Ban Ki-moon dan Christiana Figueres menyarankan perlunya perombakan mendasar dalam proses COP untuk lebih fokus pada implementasi daripada negosiasi.
Q
Mengapa Saudi Arabia menjadi penentang utama dalam negosiasi terkait bahan bakar fosil?
A
Saudi Arabia menjadi penentang utama dalam negosiasi terkait bahan bakar fosil karena mereka ingin mempertahankan kepentingan ekonomi mereka sebagai negara penghasil minyak.
Q
Apa tantangan terbesar yang dihadapi COP30 di Brasil?
A
Tantangan terbesar yang dihadapi COP30 di Brasil adalah membangun kembali kepercayaan dan memastikan semua negara bertanggung jawab atas peran mereka dalam krisis iklim.

Rangkuman Berita Serupa

Dari Baku ke Amazon: Fokus pada COP30 Saat COP29 MengecewakanForbes
Sains
5 bulan lalu
121 dibaca

Dari Baku ke Amazon: Fokus pada COP30 Saat COP29 Mengecewakan

Perjanjian COP29 Menyatakan Seseorang Harus Membayar untuk Membantu Negara Berkembang, tetapi Tidak Menyebutkan Siapa.Wired
Sains
5 bulan lalu
34 dibaca

Perjanjian COP29 Menyatakan Seseorang Harus Membayar untuk Membantu Negara Berkembang, tetapi Tidak Menyebutkan Siapa.

Analisis-Bisnis mencari rincian di tengah pesan iklim COP29 yang campur aduk.YahooFinance
Sains
5 bulan lalu
52 dibaca

Analisis-Bisnis mencari rincian di tengah pesan iklim COP29 yang campur aduk.

Apakah kesepakatan iklim COP29 merupakan terobosan bersejarah atau kekecewaan? Peneliti bereaksi.NatureMagazine
Sains
5 bulan lalu
147 dibaca

Apakah kesepakatan iklim COP29 merupakan terobosan bersejarah atau kekecewaan? Peneliti bereaksi.

Apakah kesepakatan iklim COP29 merupakan terobosan bersejarah atau kekecewaan? Peneliti bereaksi.NatureMagazine
Sains
5 bulan lalu
46 dibaca

Apakah kesepakatan iklim COP29 merupakan terobosan bersejarah atau kekecewaan? Peneliti bereaksi.

Negara-negara di KTT iklim PBB berada di bawah tekanan tanpa kesepakatan pembiayaan menjelang hari terakhir.YahooFinance
Sains
5 bulan lalu
71 dibaca

Negara-negara di KTT iklim PBB berada di bawah tekanan tanpa kesepakatan pembiayaan menjelang hari terakhir.