Courtesy of CoinDesk
Sebuah perusahaan di industri kripto bernama Transak mengalami kebocoran data yang mempengaruhi sekitar 93.000 pengguna. Kebocoran ini terjadi karena seorang karyawan menggunakan laptop untuk keperluan non-kerja, yang menyebabkan akses tidak sah ke sistem. Data yang bocor mencakup nama, informasi identitas dasar, paspor, kartu identitas, dan selfie yang digunakan untuk verifikasi identitas. Namun, CEO Transak, Sami Start, menyatakan bahwa kebocoran ini tidak melibatkan informasi yang lebih sensitif seperti nomor rekening bank atau informasi kartu kredit, sehingga dampaknya dianggap "ringan hingga sedang".
Saat ini, sebuah kelompok ransomware mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini dan meminta negosiasi untuk mencegah data yang dicuri dibocorkan lebih lanjut. Kelompok tersebut mengklaim telah mengekstrak lebih dari 300GB data, termasuk dokumen pribadi sensitif. Meskipun Transak telah melaporkan insiden ini kepada pihak berwenang dan tidak berniat untuk bernegosiasi dengan kelompok ransomware, mereka tetap berusaha memberi tahu pengguna yang terpengaruh tentang situasi ini.