Courtesy of YahooFinance
Saham DigiCo Infrastructure REIT, sebuah perusahaan pengelola pusat data, mengalami kesulitan saat debutnya di pasar Sydney dengan nilai ARp 32.89 triliun ($2 miliar) (sekitar Rp 21.38 triliun ($1,3 miliar) ). Meskipun ada minat yang tinggi terhadap pusat data, banyak analis menganggap harga sahamnya terlalu tinggi dibandingkan dengan perusahaan sejenis di Australia. Saham DigiCo turun 0,3% dari harga penawaran awal, dan Morningstar menilai sahamnya seharusnya bernilai ARp 5.59 juta ($3,40) , yang berarti 32% lebih rendah dari harga IPO.
DigiCo berencana untuk memanfaatkan meningkatnya permintaan akan pusat data, terutama karena perkembangan kecerdasan buatan. Perusahaan ini memiliki total 13 properti yang direncanakan di pasar Australia dan Amerika Utara, meskipun saat ini baru memiliki tiga properti. IPO ini merupakan yang terbesar di Australia sejak 2018 dan membantu meningkatkan total hasil IPO di negara tersebut menjadi Rp 39.47 triliun ($2,4 miliar) tahun ini.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi dengan IPO DigiCo Infrastructure REIT di Sydney?A
Saham DigiCo Infrastructure REIT mengalami kesulitan untuk mendapatkan traction dalam debutnya di Sydney, dengan kekhawatiran tentang valuasi.Q
Mengapa saham DigiCo REIT dianggap terlalu mahal oleh Morningstar Inc.?A
Morningstar Inc. menilai bahwa saham DigiCo REIT terlalu mahal, dengan nilai yang diperkirakan A$3.40, yang merupakan diskon 32% dari harga IPO.Q
Apa yang diharapkan dari permintaan global untuk pusat data hingga tahun 2030?A
Permintaan global untuk pusat data diperkirakan akan meningkat dengan laju tahunan antara 19% hingga 22% dari tahun 2023 hingga 2030.Q
Siapa yang meluncurkan listing DigiCo REIT?A
Listing DigiCo REIT diluncurkan oleh HMC Capital Ltd., yang dipimpin oleh David Di Pilla.Q
Apa dampak dari akuisisi AirTrunk oleh Blackstone?A
Akuisisi AirTrunk oleh Blackstone menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam sektor pusat data di Australia dan merupakan investasi terbesar Blackstone di kawasan Asia Pasifik.