Courtesy of YahooFinance
Harga minyak stabil setelah mengalami penurunan selama dua hari, karena laporan industri menunjukkan penurunan besar dalam persediaan minyak mentah di AS. Harga minyak Brent berada di atas Rp 1.20 juta ($73) per barel, sementara West Texas Intermediate mendekati Rp 1.15 juta ($70) . Laporan dari American Petroleum Institute menunjukkan bahwa persediaan minyak AS menyusut sebesar 4,7 juta barel, yang jika dikonfirmasi, akan menjadi penurunan keempat berturut-turut. Meskipun ada ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa, serta ancaman sanksi lebih lanjut terhadap pasokan dari Iran dan Rusia, permintaan dari China yang lemah dan produksi yang kuat dari negara-negara non-OPEC+ seperti AS membatasi kenaikan harga.
Pasar tetap waspada terhadap kebijakan baru yang mungkin dikeluarkan oleh pemerintahan baru di AS, yang berjanji untuk mendorong pengembangan minyak domestik. Sementara itu, Inggris dan Uni Eropa telah memberlakukan sanksi baru terhadap perdagangan minyak Rusia, yang menunjukkan bahwa situasi di pasar energi global masih sangat dinamis. Meskipun harga minyak saat ini berada dalam rentang yang stabil antara Rp 1.15 juta ($70) hingga Rp 1.23 juta ($75) , ada kemungkinan harga akan naik pada kuartal pertama mendatang jika OPEC melanjutkan pemotongan produksi.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi pada harga minyak setelah penurunan dua hari?A
Harga minyak stabil setelah penurunan dua hari, dengan Brent di atas $73 per barel.Q
Berapa banyak stok minyak mentah AS yang dilaporkan berkurang?A
Stok minyak mentah AS dilaporkan berkurang sebesar 4,7 juta barel.Q
Apa yang mempengaruhi harga minyak saat ini?A
Harga minyak dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik dan permintaan dari China.Q
Siapa yang memberikan analisis tentang dampak kebijakan pemerintah terhadap produksi minyak AS?A
Robert Rennie memberikan analisis tentang dampak kebijakan pemerintah terhadap produksi minyak AS.Q
Apa tujuan sanksi yang dikenakan pada Tehran dan Moskow?A
Sanksi yang dikenakan pada Tehran dan Moskow bertujuan untuk membatasi perdagangan minyak mereka di pasar internasional.