Courtesy of YahooFinance
Harga minyak tetap tinggi mendekati level tertinggi dalam lima bulan terakhir karena persediaan minyak mentah di AS mengalami penurunan terpanjang sejak 2021. Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran tentang pasokan global yang semakin berisiko, terutama setelah sanksi baru AS terhadap Rusia yang dapat mengganggu rantai pasokan minyak. Harga minyak Brent diperdagangkan sekitar Rp 1.35 juta ($82) per barel, dan permintaan yang kuat dari negara-negara seperti China juga berkontribusi pada kenaikan harga ini.
Baca juga: Minyak Bertahan Dekat Rp 1.30 juta ($79) Dengan Fokus Pada Peningkatan Stok, Langkah Trump
Meskipun ada harapan bahwa permintaan global akan tetap rendah dan pasokan melimpah, harga minyak menunjukkan tren kenaikan yang signifikan. Para pedagang mulai mencari alternatif untuk minyak Rusia, dan situasi ini menyebabkan lonjakan harga. Selain itu, meskipun ada kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang seharusnya meredakan ketegangan di Timur Tengah, pasar minyak tetap optimis dengan potensi kenaikan harga di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan harga minyak Brent meningkat?A
Harga minyak Brent meningkat karena penurunan persediaan minyak mentah AS dan sanksi baru terhadap Rusia.Q
Bagaimana sanksi terhadap Rusia mempengaruhi pasokan minyak?A
Sanksi terhadap Rusia dapat mengganggu rantai pasokan dan distribusi minyak, yang menyebabkan kekhawatiran di pasar.Q
Apa yang dimaksud dengan backwardation dalam konteks pasar minyak?A
Backwardation adalah pola di mana harga kontrak minyak jangka pendek lebih tinggi daripada kontrak jangka panjang, menunjukkan pasar yang ketat.Q
Apa dampak dari gencatan senjata antara Israel dan Hamas terhadap pasar minyak?A
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas dapat memberikan stabilitas sementara di kawasan, tetapi pasar minyak tetap dipengaruhi oleh faktor lain.Q
Mengapa permintaan minyak dari China tetap kuat?A
Permintaan minyak dari China tetap kuat karena kebutuhan energi yang tinggi, terutama untuk pemanasan.