Courtesy of InterestingEngineering
Peneliti dari Universitas Hokkaido di Jepang telah menemukan cara baru menggunakan oksida cerium (CeO2) sebagai bahan aktif dalam saklar termal untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan produksinya. Dengan menerapkan CeO2 sebagai lapisan tipis di dalam saklar, mereka berhasil menciptakan perangkat yang dapat mengontrol aliran panas secara elektrik tanpa campur tangan manusia. Hal ini sangat penting karena dua pertiga energi yang dihasilkan dari bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak terbuang sebagai panas. Saklar termal ini dapat membantu memanfaatkan kembali panas yang terbuang, sehingga membuat sistem lebih efisien.
Keunggulan dari penggunaan CeO2 adalah bahan ini mudah didapat dan ramah lingkungan, berbeda dengan bahan lain yang langka dan mahal. Penelitian menunjukkan bahwa saklar termal berbasis CeO2 memiliki rasio konduktivitas termal yang sangat baik dan tetap konsisten setelah digunakan berulang kali. Temuan ini membuka peluang baru untuk aplikasi dalam sistem pendinginan elektronik dan energi terbarukan, menjadikannya solusi yang lebih baik untuk mengelola energi dan mengurangi limbah panas. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Science Advances.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang digunakan oleh peneliti di Hokkaido University untuk meningkatkan efisiensi switch termal?A
Peneliti di Hokkaido University menggunakan oksida cerium (CeO2) sebagai bahan aktif dalam switch termal.Q
Mengapa oksida cerium (CeO2) dipilih sebagai bahan utama dalam penelitian ini?A
Oksida cerium dipilih karena mudah didapat, ramah lingkungan, dan meningkatkan efisiensi kinerja switch.Q
Apa keuntungan dari switch termal berbasis oksida cerium dibandingkan dengan teknologi konversi energi termoelectric?A
Keuntungan dari switch termal berbasis oksida cerium adalah efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan teknologi konversi energi termoelectric.Q
Apa saja aplikasi dari switch termal ini dalam kehidupan sehari-hari?A
Aplikasi dari switch termal ini termasuk pendinginan elektronik dan sistem energi terbarukan.Q
Di mana hasil penelitian ini dipublikasikan?A
Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Science Advances.