Courtesy of TechCrunch
Valeria Kogan memulai program Ph.D. di bioinformatika pada tahun 2017 dan tidak pernah membayangkan akan bekerja di bidang pertanian. Namun, setelah melihat peluang untuk menerapkan kecerdasan buatan (AI) dalam pertanian, dia mendirikan startup bernama Fermata pada tahun 2020. Fermata menggunakan teknologi penglihatan komputer dan AI untuk memantau kesehatan tanaman di rumah kaca, dengan cara mengambil foto tanaman dua kali sehari dan menganalisisnya untuk mendeteksi penyakit atau hama. Kogan menyadari bahwa pendekatan mereka yang berbasis pada kebutuhan petani, serta pelatihan model AI yang dilakukan secara internal, membantu perusahaan mereka berkembang.
Sejak diluncurkan, Fermata telah bekerja sama dengan lebih dari 100 kamera dan menjalin kemitraan dengan perusahaan besar di bidang pertanian. Mereka baru-baru ini berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 164.45 miliar ($10 juta) untuk membantu memperluas bisnis dan mencapai profitabilitas pada tahun 2026. Saat ini, Fermata fokus pada tanaman tomat yang ditanam di rumah kaca, tetapi mereka juga berencana untuk memperluas ke jenis tanaman lainnya dan meningkatkan kemitraan mereka.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa Valeria Kogan dan apa latar belakangnya?A
Valeria Kogan adalah pendiri Fermata yang memiliki latar belakang di bidang bioinformatika.Q
Apa itu Fermata dan apa yang mereka lakukan?A
Fermata adalah startup yang menggunakan teknologi AI untuk memantau kesehatan tanaman di rumah kaca.Q
Bagaimana Fermata menggunakan AI dalam pertanian?A
Fermata menggunakan AI untuk menganalisis gambar tanaman dan mendeteksi penyakit atau hama.Q
Dengan siapa Fermata menjalin kemitraan?A
Fermata menjalin kemitraan dengan perusahaan besar seperti Bayer dan Syngenta.Q
Apa tujuan Fermata untuk masa depan?A
Tujuan Fermata adalah untuk mencapai profitabilitas pada tahun 2026 dan memperluas jangkauan produk mereka.