Paparan Ultrasound: Membuat Gelombang Dalam Pengobatan Depresi
Courtesy of AsianScientist

Rangkuman Berita: Paparan Ultrasound: Membuat Gelombang Dalam Pengobatan Depresi

AsianScientist
Dari AsianScientist
05 September 2022 pukul 07.00 WIB
21 dibaca
Share
Depresi adalah masalah kesehatan mental yang mempengaruhi sekitar 280 juta orang di seluruh dunia, menyebabkan mereka merasa kehilangan energi dan minat dalam aktivitas yang biasanya mereka nikmati. Dalam kasus yang parah, depresi dapat menyebabkan upaya bunuh diri. Meskipun ada berbagai obat antidepresan, para ilmuwan sedang mencari cara alternatif yang tidak invasif untuk mengatasi depresi. Salah satu metode yang menarik perhatian adalah penggunaan gelombang ultrasonik. Penelitian dari Universitas Sains Tokyo menunjukkan bahwa paparan gelombang ultrasonik dapat memiliki efek antidepresan pada tikus percobaan. Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan tikus yang tidak memiliki lobus penciuman, yang mencerminkan mekanisme biologis depresi pada manusia. Mereka menemukan bahwa tikus yang terpapar gelombang ultrasonik menunjukkan perilaku yang kurang emosional dan tingkat stres yang lebih rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa gelombang ultrasonik dapat menjadi metode yang menjanjikan untuk membantu mengobati depresi, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana gelombang ini mempengaruhi emosi dan jalur saraf di otak manusia.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dimaksud dengan depresi dan berapa banyak orang yang terpengaruh secara global?
A
Depresi adalah kondisi yang mempengaruhi emosi, kognisi, dan perilaku individu, dengan sekitar 280 juta orang terpengaruh secara global.
Q
Apa yang ditemukan oleh tim peneliti dari Tokyo University of Science mengenai gelombang ultrasound?
A
Tim peneliti menemukan bahwa paparan gelombang ultrasound memiliki efek antidepresan pada rodent, yang menunjukkan potensi untuk pengobatan depresi.
Q
Mengapa rodent digunakan dalam penelitian ini?
A
Rodent digunakan karena mereka dapat menjadi model hewan yang baik untuk memahami mekanisme biologis di balik depresi pada manusia.
Q
Apa yang diukur oleh peneliti untuk mengevaluasi perilaku stres pada rodent?
A
Peneliti mengukur tingkat hormon corticosterone dan perilaku seperti kecemasan pada rodent untuk mengevaluasi efek paparan ultrasound.
Q
Apa potensi gelombang ultrasound dalam pengobatan depresi menurut penelitian ini?
A
Penelitian ini menunjukkan bahwa gelombang ultrasound dapat menawarkan pendekatan non-invasif yang menjanjikan dalam pengobatan depresi.

Rangkuman Berita Serupa

Perangkat stimulasi otak non-invasif dapat membantu mengobati depresi, PTSD, dan kecanduan.InterestingEngineering
Sains
2 bulan lalu
125 dibaca

Perangkat stimulasi otak non-invasif dapat membantu mengobati depresi, PTSD, dan kecanduan.

Hack otak: Para ilmuwan menemukan 'saklar mati' untuk kecemasan tanpa efek samping.InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
92 dibaca

Hack otak: Para ilmuwan menemukan 'saklar mati' untuk kecemasan tanpa efek samping.

Inggris merencanakan uji coba manusia untuk chip otak 'paling canggih' di dunia untuk kecemasan dan depresi.InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
104 dibaca

Inggris merencanakan uji coba manusia untuk chip otak 'paling canggih' di dunia untuk kecemasan dan depresi.

Antidepresan yang Menargetkan Usus Bisa Memiliki Efek Samping yang Lebih Sedikit: StudiForbes
Sains
4 bulan lalu
37 dibaca

Antidepresan yang Menargetkan Usus Bisa Memiliki Efek Samping yang Lebih Sedikit: Studi

Stres dapat mengurangi kemampuan kita untuk merasakan kebahagiaan: pola otak tikus memberikan petunjuk mengapa.NatureMagazine
Sains
4 bulan lalu
32 dibaca

Stres dapat mengurangi kemampuan kita untuk merasakan kebahagiaan: pola otak tikus memberikan petunjuk mengapa.

Irama kehidupan: Mikrobiota usus mengatur respons stres otak, temuan studi baru.InterestingEngineering
Sains
5 bulan lalu
115 dibaca

Irama kehidupan: Mikrobiota usus mengatur respons stres otak, temuan studi baru.

Penelitian Menyatakan Bahwa Bagian Otak Ini Dua Kali Lebih Besar Pada Orang Dengan DepresiForbes
Sains
6 bulan lalu
49 dibaca

Penelitian Menyatakan Bahwa Bagian Otak Ini Dua Kali Lebih Besar Pada Orang Dengan Depresi