Courtesy of Forbes
Serangan Malware Antar Hacker: Dunia Gelap Persaingan di Dunia Siber
28 Jan 2025, 17.39 WIB
149 dibaca
Share
Saat ini, banyak cerita tentang peretasan yang menarik perhatian, termasuk bagaimana kecepatan peretasan semakin meningkat dan penggunaan chatbot AI jahat untuk mempercepat proses tersebut. Salah satu laporan menarik dari CloudSEK berjudul "No Honour Among Thieves" menunjukkan bahwa para peretas kini saling menyerang, terutama antara peretas berpengalaman dan pemula yang dikenal sebagai "script kiddies". Laporan ini mengungkapkan bahwa versi trojan dari alat malware telah digunakan untuk mengeksploitasi para pemula ini dengan menyebarkan malware melalui platform seperti GitHub dan Telegram, yang telah mengkompromikan lebih dari 18.000 perangkat di seluruh dunia.
Peneliti dari CloudSEK, Vikas Kundu, menjelaskan bahwa alat jahat ini dirancang khusus untuk menyerang para pemula yang menggunakan alat yang mereka temukan dalam tutorial. Meskipun ada praktik "hacking back" yang ilegal, laporan ini menunjukkan bahwa serangan ini lebih ditujukan kepada pengguna alat pembuat eksploitasi malware daripada organisasi tertentu. Hal ini bisa jadi merupakan upaya seorang peretas kriminal untuk menghilangkan pesaing yang dianggap kurang mampu, atau mungkin ada motif lain di balik serangan ini.
--------------------
Analisis Kami: Serangan malware yang ditujukan pada script kiddies memperlihatkan bagaimana ekosistem kejahatan siber semakin kompetitif dan brutal. Hal ini juga bisa mempercepat evolusi malware yang lebih kompleks, sehingga memperbesar ancaman keamanan bagi pengguna biasa dan organisasi di masa depan.
--------------------
Analisis Ahli:
Vikas Kundu: Penggunaan malware trojan dalam menyerang para script kiddies menunjukkan betapa seriusnya persaingan dalam dunia cybercrime, dan bagaimana teknologi canggih dimanfaatkan bahkan untuk mengincar para pelaku pemula.
--------------------
What's Next: Serangan antar hacker kemungkinan akan semakin sering dan canggih, dengan penggunaan malware yang semakin tersembunyi dan sulit dideteksi, terutama menargetkan pengguna kurang berpengalaman dalam dunia kejahatan siber.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/daveywinder/2025/01/28/hacking-the-hackers-how-18000-cybercrime-wannabes-fell-victim/
[1] https://www.forbes.com/sites/daveywinder/2025/01/28/hacking-the-hackers-how-18000-cybercrime-wannabes-fell-victim/
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diungkapkan laporan CloudSEK tentang peretasan?A
Laporan CloudSEK mengungkapkan bahwa peretas menyerang satu sama lain, terutama antara peretas berpengalaman dan script kiddies.Q
Siapa Vikas Kundu dan apa perannya dalam laporan tersebut?A
Vikas Kundu adalah peneliti intelijen ancaman di CloudSEK yang menulis laporan tentang teknik peretasan dan malware.Q
Bagaimana malware ini menyebar di kalangan script kiddies?A
Malware ini menyebar melalui platform seperti GitHub dan Telegram, menargetkan script kiddies yang tidak memiliki keterampilan untuk membuat eksploitasi sendiri.Q
Apa yang dilakukan FBI terkait malware baru-baru ini?A
FBI baru-baru ini melakukan tindakan proaktif dengan meretas ribuan komputer untuk menghapus malware.Q
Mengapa hacking back dianggap ilegal dan tidak dianjurkan?A
Hacking back dianggap ilegal karena dapat memicu balasan dari peretas dan meningkatkan frekuensi serta kompleksitas serangan.