Courtesy of Wired
Serangan Hacker Lizard Squad Hancurkan Natal Gamer Dunia dan Peringatkan Keamanan Siber
Menerangkan dampak luas serangan DDoS yang dilakukan oleh kelompok hacker Lizard Squad pada layanan gaming PlayStation dan Xbox, serta menceritakan kisah para pelaku dan respons penegak hukum terhadap kejahatan siber tersebut.
05 Jun 2025, 17.00 WIB
26 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Serangan DDoS dapat memiliki dampak besar pada layanan online dan pengalaman pengguna.
- Kelompok peretas seperti Lizard Squad dapat muncul dari komunitas gamer dan menyebabkan kerusakan signifikan.
- Reaksi masyarakat terhadap tindakan peretasan sering kali sangat emosional dan negatif, memicu pembicaraan tentang keamanan siber.
Buffalo, Amerika Serikat; Toronto, Kanada; London, Inggris; Finlandia - Pada Natal tahun 2014, jutaan gamer di seluruh dunia mengalami kekecewaan besar. Layanan PlayStation Network dan Xbox Live yang biasanya ramai saat liburan, tiba-tiba tidak dapat diakses. Serangan DDoS dari kelompok hacker remaja bernama Lizard Squad menjadi biang keladinya. Gamer seperti Dan di Buffalo dan Mustafa di Toronto tidak bisa memainkan game baru mereka dan terputus dari teman-teman mereka selama hari yang seharusnya menyenangkan.
Serangan ini berbuntut pada kemarahan besar di kalangan pengguna dan media sosial. Lizard Squad mengakui serangan tersebut, mengklaim bahwa aksi mereka adalah untuk hiburan dan mempermalukan perusahaan teknologi besar yang menerima banyak uang dari layanan berlangganan. Meski terkesan tak berperasaan, aksi mereka menyebabkan kerugian finansial dan rusaknya reputasi perusahaan Sony dan Microsoft.
Para anggota Lizard Squad sebagian besar adalah remaja dan muda yang sudah terlibat dalam dunia hacking sejak usia dini. Beberapa dari mereka seperti Julius Kivimäki dan Vinnie Omari bahkan sudah pernah berurusan dengan penegak hukum. Penegakan hukum berjalan perlahan dan beberapa pelaku hanya mendapat hukuman ringan karena masih dibawah umur atau kurang bukti kuat.
Serangan ini membuka mata banyak pihak tentang ancaman cyber security di era digital khususnya di ranah hiburan dan gaming. Perusahaan mulai memperkuat sistem perlindungan mereka agar kejadian serupa tidak terulang. Polisi dan badan keamanan internasional seperti Europol meningkatkan operasi mereka guna menangkal serangan DDoS, terutama di masa liburan yang rawan serangan.
Kisah ini juga menyinggung perubahan budaya dalam komunitas hacker. Dari yang dulu dianggap keren dan penuh misteri, kini kelompok seperti Lizard Squad justru dipandang negatif. Cerita ini mengingatkan bahwa meski aktivitas hacking bisa dimulai dari hobi gaming, konsekuensi sosial dan hukum tetap sangat serius. Keamanan di dunia digital harus terus diperkuat untuk melindungi jutaan pengguna teknologi.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan Lizard Squad pada Natal 2014?A
Lizard Squad melakukan serangan DDoS pada jaringan PlayStation dan Xbox, menyebabkan jutaan gamer tidak dapat mengakses layanan mereka.Q
Siapa Mustafa Aijaz dan mengapa dia merasa kecewa pada hari Natal?A
Mustafa Aijaz adalah seorang remaja yang berharap untuk bermain Call of Duty dan meraih kemenangan mudah, tetapi dia kecewa karena tidak bisa bermain akibat serangan DDoS.Q
Apa dampak dari serangan DDoS terhadap PlayStation Network?A
Serangan DDoS menyebabkan PlayStation Network tidak dapat diakses selama beberapa hari, mengganggu layanan bagi jutaan pelanggan.Q
Bagaimana reaksi Julius Kivimäki terhadap dampak aksinya?A
Julius Kivimäki menunjukkan sikap arogan dan tidak merasa bersalah, bahkan tertawa ketika ditanya tentang dampak dari serangan tersebut.Q
Apa yang terjadi pada anggota Lizard Squad setelah serangan tersebut?A
Setelah serangan, beberapa anggota Lizard Squad, termasuk Vinnie Omari dan Jordan Lee-Bevan, ditangkap oleh pihak berwenang.