Operasi Pekerja IT Palsu Korea Utara: Ancaman Jarak Jauh untuk Perusahaan Global
Courtesy of Wired

Operasi Pekerja IT Palsu Korea Utara: Ancaman Jarak Jauh untuk Perusahaan Global

Mengungkap bagaimana Korea Utara menggunakan skema pekerja IT palsu untuk menghasilkan pendapatan ilegal dengan menipu perusahaan asing melalui pekerjaan jarak jauh, serta dampak dan upaya pencegahannya.

01 Mei 2025, 10.00 WIB
62 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Penipuan pekerja palsu telah meningkat dengan adanya pekerjaan jarak jauh.
  • Korea Utara menggunakan teknologi dan operasi canggih untuk menipu perusahaan-perusahaan di luar negeri.
  • Pentingnya melakukan pemeriksaan latar belakang yang lebih ketat untuk mencegah penipuan identitas dalam rekrutmen.
London, Inggris; Brook Park, Minnesota, Amerika Serikat; Litchfield Park, Arizona, Amerika Serikat; Tennessee, Amerika Serikat - Artikel ini mengungkap cara Korea Utara menjalankan operasi kejahatan siber dengan menyamar sebagai pekerja IT jarak jauh di perusahaan-perusahaan Amerika dan Eropa. Mereka menggunakan identitas palsu, teknologi AI, dan bantuan fasilitator lokal untuk beroperasi secara tersembunyi dan mengirimkan gaji ke negaranya.
Pekerja IT palsu ini sering melewati proses seleksi dengan menggunakan AI untuk menjawab tes coding dan wawancara. Mereka juga menggunakan laptop yang dikendalikan dari jarak jauh agar dapat bekerja tampak seperti berada di negara tujuan. Banyak perusahaan besar tanpa sadar mempekerjakan mereka selama berbulan-bulan.
Pandemi COVID-19 dan lonjakan kerja jarak jauh memberi peluang besar bagi Korea Utara untuk memperluas operasi ini. Banyak orang di AS dan negara lain yang menjadi fasilitator, mengatur dokumen palsu dan menyalurkan pembayaran, dengan keuntungan besar dari komisi yang diterima.
Para pekerja IT palsu ini diatur ketat oleh pemerintah Korea Utara, bekerja dalam kondisi keras di apartemen bersama dan dipaksa memenuhi target penghasilan. Pendapatan dari operasi ini digunakan untuk membiayai program pemerintah Korea Utara, termasuk program nuklir dan kejahatan dunia maya lainnya.
Perusahaan-perusahaan disarankan untuk meningkatkan kewaspadaan melalui pemeriksaan latar belakang yang ketat, pertemuan fisik, dan penggunaan teknologi canggih untuk mendeteksi penipuan. Namun, dengan kemajuan AI dan teknologi deepfake, pencegahan ini semakin sulit, mengancam keamanan dunia kerja remote.
--------------------
Analisis Kami: Kasus ini memperlihatkan bagaimana kelengahan perusahaan dalam proses rekrutmen jarak jauh bisa dimanfaatkan oleh aktor negara yang memiliki kemampuan teknis tinggi dan jaringan kriminal luas. Perusahaan dan pemerintah harus berkolaborasi untuk menerapkan teknologi keamanan mutakhir dan regulasi ketat agar mencegah penyusupan berbahaya yang bisa merusak sistem dari dalam.
--------------------
Analisis Ahli:
Adam Meyers: Operasi jangka panjang ini sangat berbahaya karena pekerja palsu bisa tetap tanpa terdeteksi selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, memicu ancaman besar untuk keamanan perusahaan.
Donal Greene: Deepfake dan teknologi manipulasi video akan jadi tantangan besar dalam verifikasi identitas, sehingga metode tradisional akan semakin tidak efektif.
Brian Jack: Kasus Knowbe4 membuktikan bahwa bahkan pengecekan latar belakang dan ID digital yang ketat sekalipun bisa gagal mendeteksi penyusup yang sangat terlatih dan didukung oleh fasilitator.
--------------------
What's Next: Operasi penipuan pekerja IT palsu akan semakin canggih dengan pemanfaatan AI dan teknologi deepfake, sehingga perusahaan harus mengembangkan metode verifikasi yang lebih ketat dan inovatif untuk mencegah infiltrasi dan pencurian data.
Referensi:
[1] https://wired.com/story/north-korea-stole-your-tech-job-ai-interviews/

Pertanyaan Terkait

Q
Siapa Simon Wijckmans?
A
Simon Wijckmans adalah pendiri startup C.Side yang mencari programmer untuk pekerjaan jarak jauh.
Q
Apa peran Christina Chapman dalam operasi penipuan ini?
A
Christina Chapman bertindak sebagai fasilitator yang membantu pekerja palsu mengelola gaji dan laptop mereka.
Q
Bagaimana Korea Utara memanfaatkan pekerja TI untuk menghasilkan pendapatan?
A
Korea Utara melatih pekerja TI untuk bekerja di luar negeri dan menggunakan identitas palsu untuk mendapatkan pekerjaan jarak jauh.
Q
Apa yang terjadi selama wawancara yang mencurigakan dengan Thomas?
A
Wawancara dengan Thomas menunjukkan bahwa dia menggunakan identitas palsu dan memiliki latar belakang yang mencurigakan.
Q
Mengapa penipuan pekerja palsu meningkat selama pandemi?
A
Pandemi meningkatkan jumlah pekerjaan jarak jauh, memberikan peluang bagi Korea Utara untuk merekrut pekerja TI dengan identitas palsu.

Artikel Serupa

Taktik Rahasia Korea Utara Sasar Pekerjaan IT di AS untuk Hindari SanksiWired
Teknologi
1 bulan lalu
34 dibaca

Taktik Rahasia Korea Utara Sasar Pekerjaan IT di AS untuk Hindari Sanksi

Serangan Hacker Lizard Squad Hancurkan Natal Gamer Dunia dan Peringatkan Keamanan SiberWired
Teknologi
2 bulan lalu
45 dibaca

Serangan Hacker Lizard Squad Hancurkan Natal Gamer Dunia dan Peringatkan Keamanan Siber

Pekerja IT Korea Utara Menyusup Perusahaan Barat dengan Identitas PalsuWired
Teknologi
3 bulan lalu
85 dibaca

Pekerja IT Korea Utara Menyusup Perusahaan Barat dengan Identitas Palsu

Waspadai Penipuan Digital Berbasis AI di Dunia Kerja Jarak JauhWired
Teknologi
3 bulan lalu
94 dibaca

Waspadai Penipuan Digital Berbasis AI di Dunia Kerja Jarak Jauh

Peretas Korea Utara Gunakan Perusahaan Palsu di AS Serang Pengembang CryptoReuters
Teknologi
3 bulan lalu
83 dibaca

Peretas Korea Utara Gunakan Perusahaan Palsu di AS Serang Pengembang Crypto

Cluely, AI yang Janjikan 'Curang di Semua Hal' tapi Teknologinya Belum SiapTheVerge
Teknologi
3 bulan lalu
245 dibaca

Cluely, AI yang Janjikan 'Curang di Semua Hal' tapi Teknologinya Belum Siap