Courtesy of TheVerge
Hacker Rasis Bobol Data Universitas dan Ceroboh, Media Besar Terperangkap
Mengungkap dan menganalisis peran hacker rasis yang menargetkan universitas dengan tujuan politik, serta bagaimana media besar menggunakan data hasil peretasan tersebut tanpa konteks yang memadai.
21 Jul 2025, 21.25 WIB
27 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Keberadaan hacker seperti Anime Nazi menunjukkan celah keamanan di universitas.
- Penggunaan data yang dicuri untuk tujuan politik meningkatkan risiko bagi individu yang terlibat.
- Media perlu lebih berhati-hati dalam menggunakan informasi dari sumber yang tidak etis.
New York, Amerika Serikat - Seorang hacker yang dikenal sebagai Anime Nazi telah melakukan peretasan terhadap beberapa universitas ternama di Amerika Serikat dengan tujuan mencuri data penerimaan mahasiswa. Hacker ini diketahui memiliki pandangan neo-Nazi yang sangat rasis, mengunggah pesan kebencian, dan sering menyebarkan simbol-simbol rasisme.<br>Peretasan ini meretas data pribadi sensitif termasuk nomor jaminan sosial dan data rasial, yang kemudian digunakan untuk menyerang kebijakan afirmatif action di universitas tersebut. Meski hacker mengklaim motivasi politik, sebenarnya mereka menyebarkan kebencian dan diskriminasi secara terang-terangan.
Data peretasan lalu menjadi sumber laporan media besar, seperti The New York Times yang menggunakan aplikasi mahasiswa bernama Zohran Mamdani tanpa mengungkap identitas hacker dan konteks motivasi rasis mereka. Wartawan Benjamin Ryan, pengarah cerita tersebut, bahkan mengikuti akun hacker di media sosial.<br>Kontroversi pun muncul terkait etika jurnalistik dan penggunaan data yang diperoleh dari peretasan hacker rasis, serta hubungan para pelaku dengan tokoh sayap kanan dan grup internet yang mempromosikan ideologi serupa.
Universitas dianggap sebagai sasaran empuk oleh hacker karena keamanan jaringan yang lemah dan kurangnya dana untuk sistem keamanan siber yang memadai. Peretasan ini mencoreng nama baik institusi akademik yang sedang dilanda tekanan politik akibat perdebatan politik tentang keragaman dan kebijakan diskriminasi positif.<br>Beberapa universitas juga menghadapi gugatan hukum karena kegagalan menjaga data pribadi mahasiswa dari serangan hacker ini.
Selain itu, hacker menggunakan identitas digital yang unik dan obsesif yakni terkait dengan karakter video game Sachiko Koshimizu yang sering diunggah di internet. Mereka juga berkomunikasi dalam bahasa Inggris Amerika dan terlibat dalam komunitas internet dengan ideologi rasis yang menguatkan kampanye mereka terhadap universitas.<br>Hubungan antara hacker, media, dan tokoh sayap kanan menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi penggunaan peretasan sebagai alat politik untuk menyerang lawan dan mengambil keuntungan informasi pribadi.
Kesimpulannya, peretasan yang dilakukan Anime Nazi membuka celah keamanan serius di universitas dan menyebarkan pengaruh berbahaya lewat pencurian data. Media besar yang menggunakan hasil peretasan harus lebih berhati-hati dalam memberikan konteks dan memperhatikan aspek etika.<br>Kasus ini juga memperlihatkan bagaimana rasisme dan politik sayap kanan kini berperan aktif dalam digitalisasi dan serangan dunia maya terhadap institusi pendidikan dan hak privasi individu.
Referensi:
[1] https://theverge.com/cyber-security/710480/columbia-hacker-nazi-nyt-affirmative-action
[1] https://theverge.com/cyber-security/710480/columbia-hacker-nazi-nyt-affirmative-action
Analisis Kami
"Penggunaan data hasil peretasan tanpa transparansi dan konteks moral merusak kredibilitas jurnalistik serta memberi legitimasi kepada peretas bermotif jahat. Universitas harus menjadi prioritas utama dalam memperkuat keamanan siber agar tidak menjadi sasaran empuk bagi pelaku ekstremis yang ingin menyerang agenda keberagaman dan inklusi."
Analisis Ahli
Zack Ganot
"Data yang bocor sangat berharga dan meskipun hacker mengklaim melakukan redaksi, hasil bocorannya kurang sempurna dan masih mengandung informasi pribadi yang berisiko besar."
Kim Zetter
"Analisis balik pada spyware menunjukkan pengaruh tinggi dari kelompok tertentu, menyiratkan perilaku yang sistematis dan bukan kebetulan dalam mulai hacking ini."
Marc Andreessen
"Kampanye anti-DEI dan imigrasi merupakan serangan politis yang terorganisir untuk melemahkan akses pendidikan dan peluang sosial kelompok tertentu."
Prediksi Kami
Jika tidak segera ada peningkatan keamanan serius di universitas-universitas AS dan penegakan hukum lebih ketat terhadap pelaku peretasan, hacker seperti Anime Nazi kemungkinan akan terus melakukan serangan yang lebih sering, merusak reputasi institusi pendidikan dan membahayakan data jutaan mahasiswa.