Artikel - Eve Embraer mendapatkan pinjaman Rp 822.25 miliar ($50 juta) dari Citi untuk mendanai pengembangan 'mobil terbang'.

Perusahaan pembuat pesawat listrik, Eve Air Mobility, baru-baru ini mendapatkan pinjaman sebesar Rp 822.25 miliar ($50 juta) dari Citibank untuk mendukung pengembangan "mobil terbang" mereka. Eve, yang merupakan bagian dari grup Embraer dari Brasil, sedang mengembangkan pesawat yang dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal (eVTOL) untuk perjalanan singkat di kota, yang dapat membantu menghindari kemacetan. Mereka berharap pesawat ini akan mendapatkan sertifikasi dan mulai beroperasi pada tahun 2026, dengan hampir 3.000 pesanan potensial yang dapat menghasilkan pendapatan sekitar Rp 238.45 triliun ($14,5 miliar) .

Selain pinjaman dari Citibank, Eve juga telah mendapatkan kredit sebesar Rp 1.45 triliun ($88 juta) dari bank pembangunan negara Brasil untuk membangun fasilitas produksi pertama mereka di negara bagian Sao Paulo. Dengan tambahan dana ini, Eve memiliki likuiditas sekitar Rp 7.89 triliun ($480 juta) , yang menunjukkan bahwa perusahaan ini memiliki keuangan yang kuat untuk melanjutkan pengembangan pesawat eVTOL mereka. Eve juga telah terdaftar di Bursa Saham New York sejak Mei 2022 dan berhasil mengumpulkan sekitar Rp 6.58 triliun ($400 juta) untuk proyek ini.

Sumber: https://www.reuters.com/business/aerospace-defense/embraers-eve-gets-50-million-citi-loan-fund-flying-car-development-2024-10-30/

Eve Embraer mendapatkan pinjaman Rp 822.25 miliar ($50 juta) dari Citi untuk mendanai pengembangan 'mobil terbang'.

Artikel Serupa

CEO Airbus mengisyaratkan tentang usaha mirip MBDA untuk penggabungan ruang angkasa Eropa.

Saham Eutelsat merosot seiring meningkatnya persaingan dari Starlink.

Para bankir berharap akan kebangkitan IPO pada tahun 2025 seiring dengan menumpuknya daftar perusahaan yang akan go public.

Bank Swiss Julius Baer menjual bisnis kekayaan Brasil kepada BTG Pactual.

Ekuitas swasta menghadapi masalah keluar di Eropa saat kesepakatan yang lebih besar menarik perhatian.

India dan Australia mempercerah prospek penjualan saham baru untuk tahun 2025 di Asia Pasifik.

Bank-bank yang mendukung pedagang kopi Brasil yang bermasalah bisa mengalami kerugian sebesar Rp 2.98 triliun ($181 juta) .