Courtesy of YahooFinance
Fenomena No Buy 2025: Tren Hemat Hadapi Harga Tinggi dan Ketidakpastian Ekonomi
02 Feb 2025, 21.00 WIB
122 dibaca
Share
Di tengah ketidakpastian ekonomi, banyak orang di Amerika, terutama perempuan, mulai berkomitmen untuk mengurangi belanja impulsif. Mereka mengikuti tantangan seperti "No Buy 2025" dan "Project Pan," yang mendorong mereka untuk tidak membeli barang baru kecuali yang sangat diperlukan. Misalnya, Rylee Marcum, seorang ibu rumah tangga, mengaku bisa menghemat sekitar Rp 1.64 juta ($100) per minggu dengan tidak membeli barang-barang yang tidak perlu. Banyak orang merasa khawatir tentang harga barang yang terus naik, seperti harga telur dan kopi, sehingga mereka lebih memilih untuk menggunakan barang yang sudah ada atau mencari barang bekas.
Generasi muda, seperti Gen Z dan milenial, semakin sadar akan nilai-nilai merek yang mereka dukung dan berusaha untuk tidak terjebak dalam pengeluaran yang tidak perlu. Mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan kegiatan gratis, seperti pergi ke taman atau perpustakaan, daripada berbelanja. Beberapa orang bahkan melaporkan penghematan yang signifikan dengan mengikuti tantangan ini, dan merasa lebih baik karena tidak berkontribusi pada ekonomi yang mereka anggap tidak sejalan dengan nilai-nilai mereka.
--------------------
Analisis Kami: Gerakan anti-konsumsi ini menunjukkan bagaimana tekanan ekonomi dan sentimen politik secara langsung memengaruhi perilaku konsumen, yang kini lebih sadar akan dampak finansial dan sosial dari pembelian mereka. Namun, perubahan kebiasaan ini juga berpotensi menekan sektor ritel dan perusahaan yang terbiasa mengandalkan volume penjualan tinggi.
--------------------
Analisis Ahli:
Richard Curtis (Ekonom): Penurunan kepercayaan konsumen dan meningkatnya tren no-buy bisa menandakan perlambatan ekonomi yang signifikan jika tidak diimbangi dengan kebijakan fiskal stimulatif yang efektif.
Laura Thompson (Psikolog Konsumen): Ketakutan dan kecemasan yang muncul dari ketidakpastian politik sering kali memicu perilaku konsumen yang lebih protektif dan selektif, terutama dari generasi muda yang lebih paham akan nilai sosial dan lingkungan.
--------------------
What's Next: Gerakan konsumsi hemat dan tantangan no-buy akan semakin populer dan meluas di Amerika Serikat karena ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut serta rasa skeptis terhadap janji pemerintah baru.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/americans-don-t-think-economy-140047367.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/americans-don-t-think-economy-140047367.html
Pertanyaan Terkait
Q
Apa itu tantangan No Buy 2025?A
Tantangan No Buy 2025 adalah inisiatif di mana peserta berkomitmen untuk tidak membeli barang-barang non-esensial selama tahun 2025.Q
Siapa yang terlibat dalam tantangan ini?A
Beberapa orang yang terlibat dalam tantangan ini termasuk Rylee Marcum, Sabrina Pare, Rebecca Sowden, dan Phasion Keel.Q
Mengapa banyak orang merasa perlu untuk mengurangi belanja?A
Banyak orang merasa perlu untuk mengurangi belanja karena kekhawatiran tentang inflasi dan kondisi ekonomi yang tidak stabil.Q
Apa dampak kebijakan ekonomi Donald Trump terhadap konsumen?A
Kebijakan ekonomi Donald Trump, termasuk janji untuk menurunkan harga, telah mempengaruhi persepsi konsumen dan kepercayaan mereka terhadap ekonomi.Q
Bagaimana cara orang-orang mengatasi keinginan untuk belanja impulsif?A
Orang-orang mengatasi keinginan untuk belanja impulsif dengan menemukan hobi baru dan memanfaatkan sumber daya gratis seperti taman dan perpustakaan.