Courtesy of InterestingEngineering

Teknologi Baru Ubah CO₂ Jadi Bahan Bakar Cair dan Plastik dengan Sinar Matahari

04 Feb 2025, 01.31 WIB

172 dibaca

Peneliti dari Universitas Cambridge dan Universitas California, Berkeley, telah mengembangkan sistem baru yang menggunakan sinar matahari untuk mengubah karbon dioksida (CO₂) menjadi hidrokarbon kompleks. Teknologi ini menggabungkan sel surya yang sangat efisien dari bahan perovskite dengan katalis tembaga kecil yang disebut "nano-bunga." Berbeda dengan metode lama yang hanya menghasilkan molekul karbon tunggal, teknologi ini dapat menghasilkan hidrokarbon yang lebih kompleks seperti etana dan etilena, yang penting untuk bahan bakar cair, plastik, dan bahan kimia lainnya. Sistem ini hanya menggunakan CO₂, air, dan gliserol tanpa menghasilkan emisi karbon tambahan, menjadikannya langkah maju dalam pencarian alternatif berkelanjutan untuk bahan bakar fosil.

Penelitian ini terinspirasi oleh proses fotosintesis alami, di mana tanaman mengubah sinar matahari menjadi energi. Tim peneliti berhasil meningkatkan efisiensi konversi CO₂ hingga 200 kali lebih baik dibandingkan model sebelumnya. Selain itu, reaksi ini juga menghasilkan produk sampingan berharga seperti gliserat dan laktat, yang berguna dalam industri farmasi dan kosmetik. Meskipun saat ini tingkat konversi CO₂ ke hidrokarbon sekitar 10%, peneliti optimis dapat meningkatkan efisiensi ini dan mengembangkan proses kimia yang lebih kompleks. Kolaborasi internasional ini berpotensi mengubah cara produksi bahan bakar dan senyawa kimia penting di dunia yang semakin peduli lingkungan.

--------------------

Analisis Kami: Inovasi ini menonjol karena mengatasi tantangan besar dalam konversi CO₂ menjadi bahan kimia bernilai tambah dengan efisiensi yang signifikan, memakai pendekatan yang terinspirasi dari fotosintesis alami. Namun, performa selektivitas 10% masih perlu diperbaiki agar bisa diterapkan secara luas dalam industri; pengembangan katalis yang lebih baik akan menjadi kunci sukses jangka panjangnya.

--------------------

Analisis Ahli:

Dr. Naomi Halas: Pendekatan menggunakan perovskit dan katalis nano merupakan kemajuan besar dalam fotokatalisis CO₂. Optimasi material ini bisa membuka potensi besar dalam energi terbarukan.

Prof. Daniel Nocera: Menggantikan proses oksidasi air dengan oksidasi gliserol sangat cerdas dan dapat meningkatkan efisiensi secara drastis, ini melewati batas teknologi yang ada dalam bidang energi bersih.

--------------------

What's Next: Teknologi ini kemungkinan akan berkembang menjadi platform yang mampu menghasilkan berbagai senyawa kimia kompleks secara efisien, mempercepat transisi global menuju ekonomi karbon-netral dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/innovation/copper-flowers-with-solar-leaves

Pertanyaan Terkait

Apa yang dikembangkan oleh peneliti dari Universitas Cambridge dan Universitas California, Berkeley?

Peneliti dari Universitas Cambridge dan Universitas California, Berkeley mengembangkan sistem inovatif yang menggunakan sinar matahari untuk mengubah karbon dioksida menjadi hidrokarbon kompleks.

Bagaimana teknologi baru ini dapat membantu produksi energi yang lebih bersih?

Teknologi baru ini dapat menghasilkan hidrokarbon yang lebih kompleks, yang merupakan komponen penting untuk bahan bakar cair dan plastik, sehingga mengurangi ketergantungan pada sumber fosil.

Apa peran Dr. Virgil Andrei dalam penelitian ini?

Dr. Virgil Andrei adalah peneliti utama yang memimpin studi ini dan menjelaskan tujuan untuk menciptakan hidrokarbon yang lebih kompleks.

Apa yang menjadi inspirasi dalam pengembangan teknologi ini?

Pengembangan teknologi ini terinspirasi oleh proses fotosintesis alami di mana tanaman mengubah sinar matahari menjadi energi.

Apa potensi dampak dari kolaborasi internasional dalam penelitian ini?

Kolaborasi internasional dalam penelitian ini berpotensi mengubah cara produksi bahan bakar dan senyawa kimia penting di dunia yang semakin sadar lingkungan.