Courtesy of YahooFinance

Dampak Tarif AS-China pada Pasar Saham dan Kebijakan Ekonomi Global

04 Feb 2025, 18.04 WIB

208 dibaca

Pada hari Selasa, futures indeks saham AS sedikit turun karena investor menghindari aset berisiko setelah China menerapkan tarif balasan terhadap Amerika Serikat. Tarif 10% yang dikenakan oleh Presiden Donald Trump pada barang-barang dari China mulai berlaku, dan segera setelah itu, China mengumumkan tarif baru pada beberapa impor dari AS. Selain itu, Trump juga mengenakan tarif 25% pada barang dari Meksiko dan Kanada, tetapi setuju untuk menunda penerapannya selama 30 hari setelah mendapatkan beberapa konsesi dari kedua negara tersebut. Hal ini membantu mengurangi kerugian besar yang dialami oleh indeks saham AS pada hari sebelumnya.

Di sisi lain, beberapa pejabat Federal Reserve memperingatkan bahwa tarif perdagangan dapat menyebabkan risiko inflasi, yang mungkin mempengaruhi keputusan suku bunga di masa depan. Sementara itu, beberapa perusahaan besar seperti PayPal, PepsiCo, dan Pfizer melaporkan hasil keuangan mereka, dan ada beberapa pergerakan saham yang signifikan, seperti Illumina yang turun 4,7% dan Palantir yang melonjak 18,4%. Data mengenai lowongan pekerjaan di AS juga akan dirilis, yang penting untuk melihat kondisi pasar kerja.

--------------------

Analisis Kami: Penerapan tarif ini menegaskan bahwa ketidakpastian perdagangan akan terus menghambat sentimen pasar dan investasi global. Investor harus bersiap menghadapi volatilitas yang lebih tinggi karena kebijakan proteksionis berpotensi memperpanjang ketegangan ekonomi antara kekuatan dunia.

--------------------

Analisis Ahli:

Raphael Bostic: Tarif perdagangan membawa risiko inflasi yang signifikan dan mengharuskan sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan suku bunga oleh Fed.

--------------------

What's Next: Ketegangan perdagangan kemungkinan akan terus memicu volatilitas pasar saham dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global, sementara Federal Reserve akan berhati-hati dalam menurunkan suku bunga karena risiko inflasi yang meningkat.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/futures-tick-lower-china-responds-110445943.html