Courtesy of YahooFinance

Daya Beli Turun, Konsumen Miskin Inggris Sulit Bertahan di Tengah Inflasi

07 Feb 2025, 13.05 WIB

49 dibaca

Di Southampton, Inggris, banyak pembeli merasa kesulitan karena harga barang yang semakin tinggi. Deb Taylor, seorang pembersih berusia 63 tahun, dan Antonia Alden, seorang ibu rumah tangga, mengeluhkan bahwa barang-barang murah di toko seperti Primark kini tidak lagi terjangkau. Mereka merasa tertekan oleh inflasi yang tinggi dan biaya energi yang melonjak, yang membuat mereka sulit untuk berbelanja. Hal ini juga berdampak pada penjualan toko-toko yang bergantung pada pembeli dengan pendapatan rendah, sementara toko-toko menengah seperti Marks & Spencer justru mengalami peningkatan penjualan.

Meskipun ada harapan bahwa pemerintahan baru dapat membawa stabilitas, pengumuman anggaran yang memberatkan perusahaan justru membuat banyak pelaku bisnis khawatir. Sementara pendapatan rumah tangga dengan pendapatan tinggi meningkat, rumah tangga dengan pendapatan terendah justru mengalami penurunan. Banyak orang berencana untuk mengurangi pengeluaran, termasuk belanja makanan dan makan di luar. Dengan meningkatnya kekhawatiran tentang keamanan pekerjaan, beberapa supermarket juga mengumumkan pemotongan pekerjaan, menambah beban bagi mereka yang sudah kesulitan.

--------------------

Analisis Kami: Krisis biaya hidup yang menggerus daya beli kelompok berpenghasilan rendah bukan hanya masalah ekonomi, tapi juga sosial yang berisiko memecah belah masyarakat. Pemerintah dan sektor swasta harus segera mencari solusi efektif agar tidak memperdalam kesenjangan dan menghentikan penurunan kepercayaan konsumen ini.

--------------------

Analisis Ahli:

Neil Bellamy: Ada disparitas besar antara kelompok berpenghasilan rendah dan tinggi yang semakin melebar, yang akan berdampak pada pola konsumsi dan pertumbuhan ekonomi di awal 2025.

--------------------

What's Next: Ketimpangan ekonomi di Inggris kemungkinan akan makin memburuk dengan konsumen berpenghasilan rendah terus menurunkan pengeluaran mereka, yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan memicu ketidakstabilan sosial lebih lanjut.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/analysis-britains-struggling-low-income-060501258.html