Courtesy of Forbes
Dalam era kecerdasan buatan (AI), banyak orang mulai mempertanyakan dampaknya terhadap sistem pendidikan. Sebuah diskusi di media sosial dimulai ketika Deedy Das, seorang mahasiswa, menggunakan model bahasa besar untuk menyelesaikan tugas kuliah di Stanford dalam waktu lima menit. Hal ini memicu perdebatan tentang apakah mahasiswa akan terus melakukan pekerjaan rumah jika AI dapat menyelesaikannya dengan mudah. Beberapa orang berpendapat bahwa penggunaan AI dapat mengurangi kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa, sementara yang lain berpendapat bahwa AI bisa menjadi alat bantu belajar yang berguna jika digunakan dengan bijak.
Di sisi lain, ada yang menekankan pentingnya menulis tangan dalam proses belajar, meskipun siswa menyalin jawaban dari AI. Penulisan tangan dianggap lebih efektif dalam membantu siswa menyerap pelajaran. Diskusi ini menunjukkan bahwa kita perlu memikirkan kembali cara kita menilai kemampuan siswa di sekolah, karena metode lama mungkin sudah tidak relevan lagi. Dengan kemajuan teknologi, kita harus menemukan cara baru untuk memastikan bahwa siswa benar-benar belajar dan tidak hanya mengandalkan AI untuk menyelesaikan tugas mereka.