Kenaikan forward dolar menambah risiko bagi bank sentral Asia.
Courtesy of YahooFinance

Rangkuman Berita: Kenaikan forward dolar menambah risiko bagi bank sentral Asia.

YahooFinance
DariĀ YahooFinance
16 Februari 2025 pukul 19.00 WIB
49 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Bank sentral di Asia semakin bergantung pada derivatif untuk melindungi mata uang mereka.
  • Kebijakan perdagangan AS di bawah Donald Trump mempengaruhi keputusan bank sentral di negara berkembang.
  • Intervensi pasar melalui derivatif dapat menunda masalah nilai tukar di masa depan.
Bank sentral di Asia semakin menggunakan derivatif untuk melindungi mata uang mereka dari penguatan dolar AS. Misalnya, posisi dolar jangka pendek bersih Bank Cadangan India mencapai rekor tertinggi Rp 1.12 quadriliun ($68 miliar) , sementara Bank Indonesia mencatat Rp 322.32 triliun ($19,6 miliar) . Meskipun strategi ini membantu menjaga cadangan mata uang tetap tinggi dan menunjukkan kepercayaan, ada kekhawatiran bahwa ini hanya menunda masalah depresiasi mata uang di masa depan.
Kenaikan tekanan dari kebijakan perdagangan AS, terutama di bawah kepemimpinan Donald Trump, membuat bank sentral lebih berhati-hati dalam intervensi pasar. Meskipun ada penurunan nilai dolar baru-baru ini, penggunaan derivatif tetap menjadi pilihan populer bagi bank sentral karena tidak menguras cadangan resmi. Namun, mereka harus berhati-hati agar tidak menumpuk posisi jangka pendek yang terlalu besar, meskipun saat ini hal itu tidak menjadi kekhawatiran utama.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dilakukan bank sentral di Asia untuk melindungi mata uang mereka?
A
Bank sentral di Asia menggunakan derivatif untuk melindungi mata uang mereka dari penguatan dolar.
Q
Apa posisi net short forward Reserve Bank of India pada bulan Desember?
A
Posisi net short forward Reserve Bank of India mencapai $68 miliar pada bulan Desember.
Q
Mengapa penggunaan derivatif menimbulkan kekhawatiran?
A
Penggunaan derivatif dapat menunda tekanan penjualan mata uang, yang dapat menimbulkan risiko di masa depan.
Q
Siapa yang menjadi Gubernur baru RBI dan apa pendekatannya?
A
Gubernur baru RBI adalah Sanjay Malhotra, yang diharapkan mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel dalam mengelola nilai tukar.
Q
Apa dampak dari kebijakan Donald Trump terhadap bank sentral di negara berkembang?
A
Kebijakan Donald Trump, termasuk ancaman tarif, telah meningkatkan tekanan pada bank sentral di negara berkembang untuk mempertahankan nilai tukar.

Rangkuman Berita Serupa

Rupee Bersiap untuk Kerugian Lebih Lanjut seiring RBI Fokus pada Pelonggaran MoneterYahooFinance
Bisnis
2 bulan lalu
133 dibaca

Rupee Bersiap untuk Kerugian Lebih Lanjut seiring RBI Fokus pada Pelonggaran Moneter

Rupee Dip Diperkirakan Akan Memperpanjang Penurunan ke Level Terendah Rekor karena Harapan Pemotongan Suku Bunga di IndiaYahooFinance
Finansial
2 bulan lalu
28 dibaca

Rupee Dip Diperkirakan Akan Memperpanjang Penurunan ke Level Terendah Rekor karena Harapan Pemotongan Suku Bunga di India

Volatilitas mata uang diperkirakan akan menghapus perdagangan carry di pasar berkembang.YahooFinance
Finansial
3 bulan lalu
58 dibaca

Volatilitas mata uang diperkirakan akan menghapus perdagangan carry di pasar berkembang.

Langkah Mengejutkan Bank Sentral Asia Tunjukkan Dampak Serangan DolarYahooFinance
Bisnis
3 bulan lalu
104 dibaca

Langkah Mengejutkan Bank Sentral Asia Tunjukkan Dampak Serangan Dolar

Gubernur RBI India Menyatakan Ia Terbuka untuk Rupee yang Lebih FleksibelYahooFinance
Finansial
3 bulan lalu
101 dibaca

Gubernur RBI India Menyatakan Ia Terbuka untuk Rupee yang Lebih Fleksibel

Mata Uang EM Tergantung pada Kebijakan Bank Sentral karena Kebijakan Fiskal TertinggalYahooFinance
Finansial
3 bulan lalu
28 dibaca

Mata Uang EM Tergantung pada Kebijakan Bank Sentral karena Kebijakan Fiskal Tertinggal