Courtesy of NatureMagazine
Ikhtisar 15 Detik
- Penghentian pertemuan peninjauan hibah di NIH dapat menghambat penelitian biomedis.
- Tindakan administrasi Trump dianggap oleh beberapa ahli hukum sebagai pelanggaran konstitusi.
- Backlog aplikasi hibah yang besar dapat menyebabkan kesulitan dalam proses peninjauan di masa depan.
Setelah Donald Trump menjabat sebagai presiden AS yang ke-47, hampir semua pertemuan peninjauan hibah di National Institutes of Health (NIH) terhenti. Hal ini mengakibatkan NIH, yang merupakan penyandang dana penelitian biomedis terbesar di dunia dengan anggaran tahunan sebesar Rp 772.91 triliun ($47 miliar) , tidak dapat mengeluarkan dana untuk penelitian. Pemerintahan Trump mengeluarkan perintah yang membekukan pembayaran untuk semua hibah federal, dan meskipun ada gugatan hukum yang menantang keabsahannya, pertemuan peninjauan hibah tetap tidak dijadwalkan. Ini membuat banyak ilmuwan harus mempertimbangkan kembali rencana penelitian mereka.
NIH biasanya melakukan dua langkah untuk menyetujui aplikasi hibah: pertama, aplikasi dinilai oleh sekelompok ilmuwan independen, dan kedua, oleh dewan penasihat yang memberikan pemeriksaan akhir. Namun, pemerintahan Trump melarang NIH untuk memposting rencana pertemuan yang diperlukan, sehingga tidak ada pertemuan yang dijadwalkan. Akibatnya, terjadi penumpukan besar aplikasi hibah yang belum ditinjau, dan jika situasi ini terus berlanjut, akan sulit untuk melakukan peninjauan sebelum pertemuan dewan berikutnya.