Courtesy of Reuters
Jaringan Akun Palsu Serang Kandidat Kanselir Jerman dengan Narasi Pro-Rusia
21 Feb 2025, 00.29 WIB
49 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kampanye disinformasi dapat mempengaruhi pemilihan umum secara signifikan.
- Friedrich Merz menghadapi tantangan dari partai politik lain yang memiliki pandangan berbeda.
- Keamanan siber menjadi isu penting dalam konteks pemilihan umum di Jerman.
Dalam minggu terakhir kampanye pemilihan di Jerman, muncul jaringan lebih dari 700 akun media sosial palsu yang menyebarkan narasi pro-Rusia dan menyerang kandidat konservatif, Friedrich Merz. Jaringan ini, yang disebut "Geist," menggunakan gambar yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) untuk menggambarkan Merz dengan pesan anti-perang dan anti-konservatif. Merz, yang mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia, saat ini memimpin dalam pemilihan, tetapi menghadapi persaingan ketat dari partai Alternative for Germany (AfD) yang menentang pengiriman senjata ke Ukraina.
Akun-akun palsu ini dibuat pada bulan Desember dan awalnya memposting konten yang tidak berhubungan dengan politik sebelum beralih ke pesan anti-Merz. Meskipun kampanye ini tidak mendapatkan banyak interaksi, skala upaya ini menunjukkan adanya pihak-pihak yang berusaha mempengaruhi pemilihan yang bisa menjadi titik balik bagi politik ekstrem kanan di Eropa dan dukungan untuk Ukraina. Jika Merz dan partainya tidak berkinerja baik, hal ini bisa memaksa partai-partai utama di Jerman untuk membentuk koalisi yang mungkin tidak memiliki cukup suara untuk melakukan reformasi yang diperlukan.
--------------------
Analisis Kami: Kampanye disinformasi semacam ini jelas merupakan taktik canggih yang memanfaatkan teknologi AI untuk menciptakan akun dan konten palsu secara masif, yang makin memperumit deteksi dan penanganan. Pemerintah dan masyarakat harus lebih kritis dan waspada terhadap informasi di media sosial agar tidak terjebak manipulasi politik yang dapat mengancam demokrasi.
--------------------
Analisis Ahli:
Thomas Escritt: Kampanye bot dan disinformasi ini menunjukan bagaimana teknologi AI mulai digunakan untuk mengintervensi proses politik secara sistematis, terutama di negara-negara demokratis besar seperti Jerman.
--------------------
What's Next: Jika kampanye disinformasi terus berlanjut dan mempengaruhi opini publik, hasil pemilu bisa menguntungkan partai sayap kanan seperti AfD, yang dapat berdampak pada kebijakan luar negeri Jerman terkait perang Ukraina dan hubungan dengan Rusia.
Referensi:
[1] https://www.reuters.com/world/europe/friedrich-merz-targeted-by-pro-russian-disinformation-before-german-vote-2025-02-20/
[1] https://www.reuters.com/world/europe/friedrich-merz-targeted-by-pro-russian-disinformation-before-german-vote-2025-02-20/