Courtesy of InterestingEngineering
Kontroversi Assassin’s Creed Shadows: Kritik Sejarah dan Budaya di Jepang
05 Mar 2025, 23.49 WIB
263 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Ubisoft menghadapi kritik tajam terkait representasi sejarah dalam Assassin's Creed Shadows.
- Penggambaran Yasuke sebagai samurai dan penghancuran kuil Shinto menjadi fokus utama kontroversi.
- Reaksi masyarakat Jepang terhadap permainan ini dapat mempengaruhi penjualannya di pasar lokal.
Perusahaan game asal Prancis, Ubisoft, sedang menghadapi kritik di Jepang menjelang peluncuran game terbarunya, Assassin’s Creed Shadows, yang dijadwalkan rilis pada 20 Maret. Game ini mengambil latar belakang periode Sengoku di Jepang, dan salah satu tokoh utamanya adalah Yasuke, yang dianggap sebagai samurai kulit hitam pertama. Namun, banyak kritik yang menyatakan bahwa menggambarkan Yasuke sebagai pejuang dengan peran penting dalam sejarah Jepang adalah salah, karena bukti sejarah tentangnya sangat terbatas. Selain itu, ada juga protes terhadap penggunaan situs-situs religius nyata dalam game, seperti adegan di mana Yasuke menghancurkan altar di Kuil Itatehyouzu, yang dianggap tidak menghormati warisan budaya Jepang.
Ubisoft belum memberikan tanggapan resmi terhadap kritik ini, tetapi mereka sebelumnya telah membela keputusan kreatif mereka dengan menyatakan bahwa cerita Yasuke memberikan perspektif luar tentang sejarah Jepang. Meskipun mereka menekankan bahwa game ini terinspirasi oleh sejarah, banyak orang merasa bahwa representasi budaya harus dilakukan dengan lebih hati-hati dan akurat. Kontroversi ini mungkin berdampak pada penjualan game di Jepang, dengan reaksi yang beragam dari para pemain.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/gaming/assassins-creed-shadows-historical-inaccuracies
[1] https://interestingengineering.com/gaming/assassins-creed-shadows-historical-inaccuracies
Analisis Ahli
Sejarahwan Jepang Terkenal
"Penggambaran Yasuke tanpa bukti kuat sebagai samurai adalah upaya berlebihan yang bisa membuat kebingungan sejarah dan dampak negatif pada pemahaman publik tentang masa Sengoku."
Ahli Budaya dan Agama Jepang
"Merusak altar di dalam game merupakan bentuk ketidakhormatan terhadap nilai-nilai keagamaan dan tradisi yang sangat dijunjung masyarakat Jepang, yang harus dihindari dalam produksi media populer."
Analisis Kami
"Ubisoft seharusnya melakukan riset lebih mendalam dan konsultasi dengan pihak budaya dan sejarah lokal sebelum merilis game bertema sejarah yang sensitif. Menganggap sejarah sebagai bahan hiburan tanpa penghormatan penuh dapat merusak reputasi perusahaan dan menimbulkan resistensi dari audiens lokal yang sangat peduli dengan warisan budaya mereka."
Prediksi Kami
Kontroversi ini kemungkinan akan memicu perdebatan lebih lanjut tentang sensitivitas budaya dalam industri game dan memaksa Ubisoft atau pengembang lain untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan elemen sejarah dan agama lokal di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi kontroversi utama terkait permainan Assassin's Creed Shadows?A
Kontroversi utama terkait permainan Assassin's Creed Shadows adalah representasi sejarah dan budaya, terutama terkait dengan tokoh Yasuke dan penghancuran kuil Shinto.Q
Siapa Yasuke dan mengapa ia menjadi tokoh penting dalam permainan?A
Yasuke adalah seorang tokoh sejarah yang diyakini sebagai samurai kulit hitam pertama di Jepang, yang melayani Oda Nobunaga, tetapi statusnya sebagai samurai masih diperdebatkan.Q
Apa yang terjadi di Itatehyouzu Shrine dalam permainan?A
Dalam permainan, Yasuke memasuki Itatehyouzu Shrine dan menghancurkan altar kuil, yang dianggap tidak menghormati warisan budaya Jepang.Q
Bagaimana Ubisoft menanggapi kritik terhadap permainan mereka?A
Ubisoft belum memberikan tanggapan resmi terhadap kritik, tetapi mereka sebelumnya membela arah kreatif mereka dengan menekankan bahwa permainan terinspirasi oleh sejarah meskipun tetap fiksi.Q
Apa dampak yang mungkin terjadi pada penjualan permainan di Jepang?A
Kontroversi ini dapat mempengaruhi penjualan permainan di Jepang, dengan reaksi yang mungkin beragam dari pemain.