Studio Ghibli dan Organisasi Jepang Tolak OpenAI Gunakan Konten tanpa Izin
Courtesy of TechCrunch

Studio Ghibli dan Organisasi Jepang Tolak OpenAI Gunakan Konten tanpa Izin

Menggarisbawahi permintaan organisasi Jepang agar OpenAI menghentikan pelatihan AI menggunakan karya berhak cipta tanpa izin, sebagai upaya melindungi kekayaan intelektual dan menghormati hak kreator, terutama dalam menghadapi produk AI generatif yang semakin canggih dan mudah diakses.

04 Nov 2025, 05.43 WIB
195 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • OpenAI menghadapi tuntutan dari organisasi Jepang terkait penggunaan konten berhak cipta.
  • Studio Ghibli dan Hayao Miyazaki mengekspresikan ketidakpuasan terhadap penggunaan AI dalam menghasilkan karya yang menyerupai ciptaan mereka.
  • Hukum hak cipta di Jepang lebih ketat dan memerlukan izin sebelum menggunakan karya berhak cipta dibandingkan dengan AS.
Tokyo, Jepang - Baru-baru ini, organisasi perdagangan Jepang bernama CODA meminta OpenAI untuk tidak memakai karya berhak cipta anggotanya, termasuk Studio Ghibli, tanpa izin untuk melatih model AI mereka. Hal ini muncul karena produk AI OpenAI memudahkan pengguna membuat gambar serta video yang meniru gaya dan karakter milik Studio Ghibli.
Studio Ghibli dikenal dengan film terkenal seperti 'Spirited Away' dan 'My Neighbor Totoro'. Banyak penggemar menggunakan fitur AI untuk mengubah gambar selfie atau hewan peliharaan mereka menjadi dalam gaya animasi studio tersebut. Bahkan CEO OpenAI, Sam Altman, memakai gambar profil bergaya Ghibli di media sosial.
CODA menyampaikan bahwa dalam sistem hukum Jepang, menggunakan karya berhak cipta tanpa izin sebelumnya dianggap pelanggaran. Berbeda dengan pendekatan OpenAI yang sering memilih 'minta maaf saja' setelah konten digunakan, sikap ini dipandang tidak sesuai dengan hukum Jepang yang ketat.
Sementara itu, hukum di Amerika Serikat masih belum jelas mengatur masalah ini. Meskipun ada putusan pengadilan yang membolehkan pelatihan AI menggunakan buku berhak cipta, hal itu tidak menghentikan kontroversi dan tuntutan dari berbagai pihak, termasuk Nintendo dan keluarga tokoh terkenal.
Hayao Miyazaki dari Studio Ghibli pernah mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap animasi 3D buatan AI, bahkan menyebutnya sebagai penghinaan terhadap bentuk seni dan kehidupan, menandakan kekhawatiran serius dari para kreator asli.
Referensi:
[1] https://techcrunch.com/2025/11/03/studio-ghibli-and-other-japanese-publishers-want-openai-to-stop-training-on-their-work/

Analisis Ahli

Lawrence Lessig
"Penggunaan karya berhak cipta untuk pelatihan AI harus diatur ulang agar seimbang antara hak kreator dan kemajuan teknologi, tapi sampai saat ini regulasi masih sangat ketinggalan zaman."
Cathy O'Neil
"AI yang digunakan tanpa izin legal bisa memperbesar masalah etika dan sosial; transparansi dan izin merupakan fondasi untuk penggunaan AI yang adil."

Analisis Kami

"Pendekatan OpenAI yang mengedepankan 'minta maaf, bukan izin' berisiko merusak kepercayaan kreator asli dan memperburuk hubungan antara industri AI dan pemilik hak cipta. Tanpa regulasi yang jelas dan kesepakatan lintas batas, eksploitasi karya kreatif untuk pelatihan AI dapat memperlambat inovasi dan memperparah konflik hukum di masa depan."

Prediksi Kami

Debat hukum dan peraturan penggunaan konten berhak cipta untuk pelatihan AI akan semakin intens, berpotensi memicu regulasi baru di Jepang dan negara-negara lain, sekaligus mendorong perusahaan AI untuk lebih transparan dan kooperatif dengan pemegang hak cipta.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang diminta oleh CODA kepada OpenAI?
A
CODA meminta OpenAI untuk menghentikan penggunaan konten berhak cipta anggotanya untuk pelatihan AI tanpa izin.
Q
Mengapa Studio Ghibli merasa terpengaruh oleh produk AI OpenAI?
A
Studio Ghibli merasa terpengaruh karena banyak pengguna yang menghasilkan gambar dengan gaya film mereka menggunakan AI OpenAI.
Q
Siapa Hayao Miyazaki dan apa pandangannya tentang animasi AI?
A
Hayao Miyazaki adalah pendiri Studio Ghibli yang merasa bahwa animasi yang dihasilkan oleh AI adalah sebuah penghinaan terhadap kehidupan.
Q
Apa yang dikatakan oleh hakim William Alsup tentang pelatihan AI di Amerika Serikat?
A
Hakim William Alsup menyatakan bahwa pelatihan AI pada buku berhak cipta tidak melanggar hukum, meskipun ada denda untuk pelanggaran hak cipta.
Q
Mengapa hukum hak cipta di Jepang memerlukan izin sebelum menggunakan karya berhak cipta?
A
Karena hukum hak cipta di Jepang mengharuskan izin sebelum menggunakan karya berhak cipta, dan tidak ada sistem untuk menghindari tanggung jawab melalui keberatan setelahnya.