Courtesy of TheVerge
Kontroversi OpenAI dan CODA soal Pelanggaran Hak Cipta dalam Pelatihan AI Sora 2
Mendorong OpenAI untuk menghentikan penggunaan konten berhak cipta anggota CODA tanpa izin dalam pelatihan AI dan menanggapi klaim pelanggaran hak cipta secara sungguh-sungguh. Hal ini penting untuk melindungi karya kreatif dan memastikan kepatuhan pada hukum hak cipta Jepang.
04 Nov 2025, 00.34 WIB
277 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- CODA menegaskan perlunya izin untuk penggunaan karya berhak cipta dalam pelatihan AI.
- OpenAI menghadapi tekanan dari pemerintah Jepang terkait pelanggaran hak cipta.
- Kebijakan opt-out OpenAI mungkin tidak sesuai dengan hukum hak cipta Jepang.
Tokyo, Jepang - Content Overseas Distribution Association (CODA) adalah organisasi anti-pembajakan yang mewakili pemegang hak cipta Jepang, termasuk Studio Ghibli dan Bandai Namco. Mereka melayangkan surat kepada OpenAI untuk menghentikan penggunaan karya seni anggotanya dalam proses pelatihan model AI bernama Sora 2. CODA menganggap tindakan replikasi karya seni selama proses pembelajaran mesin sebagai pelanggaran hak cipta di Jepang.
Setelah peluncuran Sora 2 pada 30 September, model ini menghasilkan banyak konten yang berisi karakter dan karya seni berhak cipta Jepang. Hal ini menyebabkan pemerintah Jepang secara resmi meminta OpenAI menghentikan penggunaan karya seni Jepang untuk pelatihan AI. OpenAI sebelumnya juga mendapat sorotan serupa ketika gambar bergaya studio Ghibli menyebar luas pada peluncuran GPT-4o di bulan Maret.
Sam Altman, CEO OpenAI, mengumumkan perubahan kebijakan yang memperbolehkan pemilik IP mengajukan permintaan opt-out agar karya mereka tidak digunakan dalam pelatihan AI. Namun, CODA mengkritik penggunaan kebijakan opt-out tersebut karena menurut hukum hak cipta Jepang, izin harus diperoleh terlebih dahulu dan keberatan setelahnya tidak membebaskan dari pelanggaran.
CODA menuntut agar OpenAI merespons serius klaim pelanggaran hak cipta dari anggotanya dan menghentikan penggunaan karya tersebut tanpa izin. Ini mencakup tidak hanya hasil keluaran dari Sora 2, tetapi juga penggunaan karya berhak cipta dalam data pelatihan AI secara keseluruhan. Situasi ini memperlihatkan ketegangan yang berkembang antara pelaku AI dan pemegang hak cipta di Jepang.
Aktivitas OpenAI yang melibatkan karya seni Jepang memicu perdebatan global tentang pelanggaran hak cipta dan perlunya regulasi yang jelas. Ke depan, hubungan antara pengembang AI dan pemilik konten kreatif akan menjadi sorotan utama, dengan potensi perubahan hukum yang mempengaruhi bagaimana data digunakan dalam teknologi pembelajaran mesin.
Referensi:
[1] https://theverge.com/news/812545/coda-studio-ghibli-sora-2-copyright-infringement
[1] https://theverge.com/news/812545/coda-studio-ghibli-sora-2-copyright-infringement
Analisis Ahli
Pamela Samuelson (Professor of Law and Information at UC Berkeley)
"Penggunaan karya berhak cipta untuk pelatihan AI tanpa izin menimbulkan masalah hukum yang serius dan dapat mengguncang industri kreatif secara global."
Ryan Calo (Professor of Law specializing in AI and robotics)
"Sistem hukum harus beradaptasi dengan cepat untuk melindungi hak cipta sekaligus mendorong inovasi AI yang bertanggung jawab."
Analisis Kami
"Kasus ini memperlihatkan konflik yang semakin tajam antara teknologi AI dan perlindungan hak cipta, terutama di negara dengan hukum ketat seperti Jepang. OpenAI perlu lebih transparan dan bertanggung jawab dalam penggunaan data agar tidak kehilangan kepercayaan dari kreator dan regulator global."
Prediksi Kami
Kemungkinan akan terjadi ketegangan hukum lebih lanjut antara OpenAI dan pemegang hak cipta Jepang, yang dapat mendorong regulasi lebih ketat terkait pelatihan model AI menggunakan karya berhak cipta.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diminta CODA kepada OpenAI?A
CODA meminta OpenAI untuk berhenti menggunakan konten anggota mereka untuk pelatihan Sora 2 dan meminta respons yang tulus terhadap klaim hak cipta mereka.Q
Mengapa CODA menganggap penggunaan konten Jepang oleh OpenAI sebagai pelanggaran?A
CODA percaya bahwa proses replikasi selama pelatihan mesin dapat melanggar hak cipta, karena model AI yang dihasilkan menghasilkan konten dengan karakter yang dilindungi hak cipta.Q
Apa yang terjadi setelah peluncuran Sora 2?A
Setelah peluncuran Sora 2 pada 30 September, banyak konten yang mengandung IP Jepang dihasilkan, mendorong pemerintah Jepang untuk meminta OpenAI menghentikan replikasi karya seni Jepang.Q
Apa yang diumumkan Sam Altman terkait kebijakan Sora?A
Sam Altman mengumumkan bahwa OpenAI akan mengubah kebijakan opt-out Sora untuk pemegang hak IP, namun CODA menilai bahwa ini mungkin melanggar hukum hak cipta Jepang.Q
Bagaimana reaksi pemerintah Jepang terhadap penggunaan konten IP Jepang oleh OpenAI?A
Pemerintah Jepang secara resmi meminta OpenAI untuk menghentikan penggunaan konten IP Jepang tanpa izin.