Courtesy of TechCrunch
Ikhtisar 15 Detik
- AI memiliki potensi untuk membantu dalam penelitian ilmiah, tetapi masih banyak tantangan yang harus diatasi.
- Transparansi dan kolaborasi dengan peneliti manusia sangat penting dalam penggunaan AI dalam sains.
- Perlu ada norma dan pedoman yang jelas mengenai penelitian yang dihasilkan oleh AI untuk menjaga integritas proses ilmiah.
Sakana, sebuah startup Jepang, mengklaim bahwa AI mereka berhasil menghasilkan publikasi ilmiah yang pertama kali ditinjau oleh rekan sejawat. Meskipun klaim ini tidak sepenuhnya salah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Sakana menggunakan sistem AI bernama The AI Scientist-v2 untuk membuat tiga makalah yang kemudian diajukan ke sebuah workshop di konferensi ICLR. Salah satu makalah diterima, tetapi Sakana segera menariknya untuk menjaga transparansi. Mereka mengakui bahwa AI mereka kadang membuat kesalahan dalam mengutip sumber dan bahwa makalah tersebut tidak melalui proses peninjauan yang ketat seperti publikasi ilmiah lainnya.
Beberapa peneliti menganggap hasil Sakana sedikit menyesatkan, karena manusia masih terlibat dalam memilih makalah yang dianggap layak. Mereka juga mencatat bahwa workshop tersebut lebih mudah untuk diterima dibandingkan dengan konferensi utama. Meskipun AI dapat menghasilkan tulisan yang terdengar manusiawi, banyak ilmuwan khawatir bahwa AI tidak cukup baik untuk melakukan penelitian yang serius dan bisa menghasilkan informasi yang tidak berguna. Sakana sendiri menyatakan bahwa tujuan eksperimen ini adalah untuk mempelajari kualitas penelitian yang dihasilkan oleh AI dan pentingnya norma-norma untuk penelitian yang dihasilkan oleh AI di masa depan.