Courtesy of YahooFinance

Bagaimana Kinerja Saham Gig Economy Setelah Laporan Keuangan Kuartal 4?

14 Mar 2025, 16.09 WIB

63 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Kinerja pendapatan Angi menunjukkan penurunan meskipun melebihi ekspektasi analis.
Uber dan DoorDash menunjukkan pertumbuhan yang kuat dalam pendapatan dan permintaan layanan.
Fiverr dan Upwork menghadapi tantangan dalam hal jumlah pelanggan dan panduan EBITDA.

Musim laporan keuangan selalu menjadi waktu yang baik untuk melihat bagaimana kinerja saham di sektor ekonomi gig. Di kuartal keempat, enam saham ekonomi gig yang kami pantau menunjukkan hasil yang beragam. Secara keseluruhan, pendapatan mereka melebihi perkiraan analis sebesar 2,5%, tetapi harga saham rata-rata turun 13% setelah laporan. Salah satu contohnya adalah Angi (NASDAQ: ANGI), yang melaporkan pendapatan sebesar Rp 4.41 triliun ($267,9 juta) , turun 10,8% dibandingkan tahun lalu, meskipun melebihi ekspektasi analis. Namun, jumlah permintaan layanan mereka turun 16,1%, dan sahamnya turun 11%.

Saham lain seperti Uber, Fiverr, Upwork, dan DoorDash juga melaporkan hasil yang bervariasi. Uber mencatat pendapatan Rp 196.68 triliun ($11,96 miliar) , naik 20,4% dari tahun lalu, sementara DoorDash melaporkan pendapatan Rp 47.20 triliun ($2,87 miliar) , naik 24,8%. Namun, Fiverr dan Upwork mengalami penurunan dalam jumlah pembeli dan pelanggan aktif. Meskipun beberapa perusahaan menunjukkan pertumbuhan, banyak dari mereka mengalami penurunan harga saham setelah laporan keuangan.

--------------------

Analisis Kami: Meskipun beberapa perusahaan gig economy menunjukkan peningkatan pendapatan yang menarik, volatilitas saham mereka menunjukkan ketidakpastian pasar terkait profitabilitas jangka panjang. Fokus ke depan harus pada bagaimana perusahaan meningkatkan efisiensi operasional serta mempertahankan dan menumbuhkan basis pengguna dalam pasar yang semakin kompetitif.

--------------------

Analisis Ahli:

Mary Meeker: Tren digital dan layanan on-demand akan terus tumbuh, tetapi hanya perusahaan dengan model bisnis yang efisien dan fokus pada pengalaman pengguna yang akan bertahan.

Scott Galloway: Pasar gig economy terlalu bergantung pada pertumbuhan transaksi, namun profitabilitas nyata masih sulit dicapai oleh banyak pemain utama.

--------------------

What's Next: Dengan pertumbuhan pendapatan yang beragam dan panduan laba yang kurang meyakinkan, kemungkinan saham perusahaan gig economy akan terus menghadapi volatilitas hingga mereka mampu menunjukkan pertumbuhan yang lebih konsisten dan peningkatan EBITDA.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/q4-gig-economy-earnings-review-090934110.html