Bank Sentral Korea Warning Ekonomi Terancam Bahaya, Sentil Masalah Ini
Courtesy of CNBCIndonesia

Rangkuman Berita: Bank Sentral Korea Warning Ekonomi Terancam Bahaya, Sentil Masalah Ini

CNBCIndonesia
DariĀ CNBCIndonesia
15 Maret 2025 pukul 21.45 WIB
94 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Krisis kelahiran di Korea Selatan dapat mengancam pertumbuhan ekonomi di masa depan.
  • Angka kelahiran yang terus menurun menunjukkan perlunya intervensi pemerintah untuk mendukung keluarga.
  • Faktor-faktor seperti biaya perumahan dan persaingan kerja berkontribusi pada rendahnya angka kelahiran.
Korea Selatan menghadapi masalah serius karena angka kelahiran yang semakin menurun. Gubernur Bank Sentral Korea Selatan, Rhee Chang-yong, mengkhawatirkan bahwa jika tren ini terus berlanjut, ekonomi negara tersebut bisa mengalami kemerosotan mulai tahun 2050. Saat ini, angka kelahiran di Korea Selatan hanya 0,65 bayi per wanita, jauh di bawah angka 2,1 yang diperlukan untuk menjaga populasi tetap stabil. Hal ini menyebabkan jumlah bayi yang lahir semakin sedikit, dengan rekor terendah sebanyak 229.970 bayi pada tahun lalu.
Rhee juga menyebutkan bahwa banyak faktor yang membuat orang muda sulit untuk memiliki anak, seperti persaingan kerja yang ketat, harga perumahan yang tinggi, dan biaya perawatan anak yang mahal. Ia menyerukan pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini agar tidak terjadi krisis populasi yang dapat mengancam stabilitas ekonomi dan sosial di Korea Selatan. Jika tidak ada perubahan, Korea Selatan bisa menghadapi pertumbuhan ekonomi negatif yang berkepanjangan setelah tahun 2050.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang menjadi kekhawatiran Gubernur Bank Sentral Korea Selatan?
A
Gubernur Bank Sentral Korea Selatan, Rhee Chang-yong, khawatir bahwa penurunan angka kelahiran dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi mulai tahun 2050.
Q
Berapa angka kelahiran rata-rata di Korea Selatan pada tahun 2023?
A
Angka kelahiran rata-rata di Korea Selatan pada tahun 2023 adalah 0,72 kelahiran per wanita.
Q
Apa dampak dari penurunan angka kelahiran terhadap ekonomi Korea Selatan?
A
Dampak dari penurunan angka kelahiran dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi negatif dan krisis populasi yang mengancam stabilitas ekonomi dan sosial.
Q
Apa yang disarankan Rhee Chang-yong untuk mengatasi masalah ini?
A
Rhee Chang-yong menyarankan agar pemerintah dan masyarakat mengurangi persaingan ketat, beban pekerjaan, dan biaya perawatan anak.
Q
Mengapa Korea Selatan menjadi satu-satunya negara OECD dengan tingkat kesuburan di bawah 1?
A
Korea Selatan menjadi satu-satunya negara OECD dengan tingkat kesuburan di bawah 1 karena berbagai faktor, termasuk persaingan ketat untuk pekerjaan dan biaya hidup yang tinggi.

Rangkuman Berita Serupa

Warning! Ekonomi RI Rawan Tertekan di Kuartal I-2025CNBCIndonesia
Bisnis
1 bulan lalu
103 dibaca

Warning! Ekonomi RI Rawan Tertekan di Kuartal I-2025

Petaka Baru Muncul di China, 'Anak dengan Ekor Busuk' MerajalelaCNBCIndonesia
Bisnis
1 bulan lalu
32 dibaca

Petaka Baru Muncul di China, 'Anak dengan Ekor Busuk' Merajalela

Akhirnya Tetangga Kaya RI Keluar dari Resesi, Ekonomi Tumbuh 0,7%CNBCIndonesia
Bisnis
1 bulan lalu
64 dibaca

Akhirnya Tetangga Kaya RI Keluar dari Resesi, Ekonomi Tumbuh 0,7%

Petaka Baru di China, Muncul Fenomena "Anak dengan Ekor Busuk"CNBCIndonesia
Bisnis
1 bulan lalu
124 dibaca

Petaka Baru di China, Muncul Fenomena "Anak dengan Ekor Busuk"

BOK Menurunkan Suku Bunga dengan Lebih Banyak yang Akan Datang Tahun Ini di Tengah Kekhawatiran TarifYahooFinance
Bisnis
2 bulan lalu
37 dibaca

BOK Menurunkan Suku Bunga dengan Lebih Banyak yang Akan Datang Tahun Ini di Tengah Kekhawatiran Tarif

BOK Memotong Suku Bunga untuk Meningkatkan Permintaan di Tengah Bayang-Bayang Tarif TrumpYahooFinance
Bisnis
2 bulan lalu
123 dibaca

BOK Memotong Suku Bunga untuk Meningkatkan Permintaan di Tengah Bayang-Bayang Tarif Trump