Courtesy of CoinDesk
Ether, yang dipromosikan sebagai Obligasi Internet, mungkin akan mencapai lebih dari Rp 49.34 juta ($3K) setelah pemotongan suku bunga Fed, mengungguli Bitcoin: Omkar Godbole
07 Nov 2024, 21.50 WIB
85 dibaca
Share
Token asli dari blockchain Ethereum, yaitu ether (ETH), mungkin akan mengalami lonjakan harga jika Federal Reserve mengurangi suku bunga, yang diperkirakan akan terjadi. Ether, yang merupakan cryptocurrency terbesar kedua setelah bitcoin, telah naik 23% tahun ini, tetapi masih jauh dari puncaknya di tahun 2021 yang mencapai Rp 80.05 juta ($4,868) . Saat ini, harga ether berada di Rp 46.05 juta ($2,800) , sedangkan bitcoin mendekati harga tertingginya di Rp 1.22 miliar ($74,000) . Salah satu alasan mengapa ether kurang diminati adalah karena suku bunga tinggi di AS, yang membuat imbal hasil dari staking ether menjadi kurang menarik dibandingkan dengan suku bunga acuan yang mencapai 5%.
Jika Federal Reserve memang mengurangi suku bunga, hal ini bisa meningkatkan permintaan untuk ether, karena perbedaan imbal hasil antara ether dan suku bunga akan menyusut. Kemenangan kandidat pro-crypto, Donald Trump, dalam pemilihan presiden juga bisa menjadi faktor yang mendukung pemulihan harga ether dan cryptocurrency lainnya. Namun, para trader perlu waspada terhadap kemungkinan kebijakan inflasi yang dapat memperlambat pengurangan suku bunga di masa depan.