Courtesy of TheVerge

Elon Musk Gunakan Uang Untuk Taktik Kontroversial Dalam Pemilihan Hakim Wisconsin

22 Mar 2025, 00.08 WIB

96 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Elon Musk menggunakan kekayaannya untuk mempengaruhi pemilihan di Wisconsin.
Pemilihan hakim Mahkamah Agung Wisconsin dapat menentukan arah kebijakan penting di negara bagian tersebut.
Pendekatan Musk dalam mengumpulkan tanda tangan petisi menimbulkan pertanyaan tentang legalitas dan etika dalam politik.

Elon Musk, yang dikenal sebagai miliarder dan pendiri Tesla, kini berfokus pada pemilihan penting di Wisconsin. Dia menggunakan PAC-nya, America PAC, untuk menawarkan Rp 1.64 miliar ($100 k) epada pemilih terdaftar yang menandatangani petisi menentang "hakim aktivis." Meskipun membayar orang untuk memilih atau mendaftar adalah ilegal, beberapa ahli hukum mengatakan bahwa pendekatan Musk mungkin legal karena tidak ada syarat untuk benar-benar memilih. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa meminta penandatangan untuk menjadi pemilih terdaftar bisa melanggar hukum.

Pemilihan ini sangat penting karena akan menentukan siapa yang akan menjadi hakim di Mahkamah Agung Wisconsin, yang dapat mempengaruhi isu-isu besar seperti aborsi dan pemilihan. Musk mendukung kandidat konservatif, Brad Schimel, yang merupakan pendukung setia Donald Trump. Selain itu, Tesla juga sedang menggugat negara bagian Wisconsin karena larangan membuka dealer mobil di sana. Musk berharap pemilihan ini dapat membantu kepentingan bisnisnya dan mendukung kandidat yang sejalan dengan pandangannya.

Referensi:
[1] https://theverge.com/news/633834/elon-musk-paying-voters-petition-wisconsin-supreme-court-race

Analisis Kami

"Taktik Elon Musk yang bermain di batas hukum ini memperlihatkan bagaimana kekuatan uang bisa dimanfaatkan untuk menekan demokrasi melalui cara yang tidak transparan. Ini bukan hanya soal politik, tapi juga tentang bagaimana korporasi besar berusaha melindungi kepentingan bisnisnya dengan mempengaruhi proses hukum dan pemilihan umum secara tidak sehat."

Analisis Ahli

prof. Michael Morley (guru besar hukum pemilu)

"Memberikan kompensasi untuk tanda tangan petisi bisa dianggap cara memanipulasi pemilih walaupun tidak langsung melanggar aturan suara; dampaknya berpotensi besar terhadap integritas pemilu."

Dr. Sarah Thomason (ahli ilmu politik)

"Pendekatan seperti ini menggambarkan polarisasi ekstrem dan politisasi yang makin tajam dalam pemilihan lokal, di mana kekuatan uang mengaburkan suara rakyat sebenarnya."

Prediksi Kami

Jika strategi ini berhasil, hal ini bisa meningkatkan praktik kontroversial dalam kampanye politik yang memanfaatkan data pemilih secara agresif dan memengaruhi hasil pemilu di berbagai negara bagian.