Supernova graveyard? 10 juta tahun yang lalu, bintang neutron bertabrakan di Bumi, mengungkap jejak.
Courtesy of InterestingEngineering

Supernova graveyard? 10 juta tahun yang lalu, bintang neutron bertabrakan di Bumi, mengungkap jejak.

23 Mar 2025, 21.34 WIB
120 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Bumi dan bulan mungkin telah terpapar sisa-sisa dari beberapa ledakan bintang selama jutaan tahun.
  • Penemuan plutonium menunjukkan bahwa peristiwa kilonova dapat menghasilkan elemen berat yang tersebar di seluruh tata surya.
  • Misi mendatang ke bulan diharapkan dapat memberikan lebih banyak sampel untuk penelitian tentang asal-usul elemen berat di Bumi.
Tim peneliti mengusulkan bahwa sekitar 10 juta tahun yang lalu, dua bintang neutron raksasa bertabrakan dan menghasilkan ledakan besar yang disebut kilonova. Debu dari ledakan ini diduga jatuh ke Bumi dan Bulan. Peneliti Brian Fields menemukan isotop plutonium radioaktif dalam sampel dari dasar laut, yang diyakini berasal dari kilonova tersebut. Temuan ini menunjukkan bahwa Bumi telah terpapar sisa-sisa dari beberapa ledakan bintang selama jutaan tahun, mendukung ide bahwa "kita hidup di kuburan supernova."
Kilonova terjadi ketika dua bintang neutron bertabrakan, menghasilkan elemen berat seperti emas dan platinum. Meskipun elemen-elemen ini menyebar di Bumi, kondisi cuaca dan geologi membuatnya sulit ditemukan. Namun, di Bulan, yang tidak memiliki atmosfer, lebih mudah untuk menemukan sisa-sisa kilonova. Peneliti berharap misi Bulan mendatang dapat memberikan lebih banyak sampel untuk mengkonfirmasi teori mereka tentang kuburan supernova ini.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang ditemukan oleh tim peneliti terkait dengan jejak plutonium?
A
Tim peneliti menemukan jejak isotop plutonium radioaktif dalam sampel dari laut dalam, yang diyakini berasal dari peristiwa kilonova.
Q
Apa itu kilonova dan bagaimana prosesnya terjadi?
A
Kilonova adalah ledakan yang terjadi ketika dua bintang neutron bertabrakan, menghasilkan elemen-elemen berat melalui proses yang dikenal sebagai r-process.
Q
Mengapa sampel dari bulan lebih mudah untuk dianalisis dibandingkan dengan sampel dari Bumi?
A
Sampel dari bulan lebih mudah dianalisis karena bulan tidak memiliki atmosfer dan lautan, sehingga jejak yang tertinggal lebih terjaga.
Q
Siapa yang memimpin penelitian ini dan dari mana ia berasal?
A
Penelitian ini dipimpin oleh Brian Fields, seorang profesor astronomi di University of Illinois di Urbana-Champaign.
Q
Apa tujuan dari misi Artemis terkait penelitian ini?
A
Misi Artemis bertujuan untuk mengumpulkan lebih banyak sampel dari bulan yang dapat membantu mengkonfirmasi teori tentang jejak kilonova.

Artikel Serupa

Batu yang melaju dengan kecepatan 35.0.00 km/jam (000 mph) mengoyak ngarai sedalam 2,3.22 km (2 mil) di bulan dalam waktu 10 menit.InterestingEngineering
Sains
4 bulan lalu
54 dibaca

Batu yang melaju dengan kecepatan 35.0.00 km/jam (000 mph) mengoyak ngarai sedalam 2,3.22 km (2 mil) di bulan dalam waktu 10 menit.

Dampak asteroid di bulan meledakkan dua ngarai besar dalam waktu 10 menit.Reuters
Sains
4 bulan lalu
143 dibaca

Dampak asteroid di bulan meledakkan dua ngarai besar dalam waktu 10 menit.

Eropa memperkenalkan sistem nuklir mini untuk rover bulan dalam misi lunar ekstrem.InterestingEngineering
Sains
4 bulan lalu
81 dibaca

Eropa memperkenalkan sistem nuklir mini untuk rover bulan dalam misi lunar ekstrem.

Bumi melahirkan Bulan dengan sedikit bantuan dari luar, studi baru mengejutkan.InterestingEngineering
Sains
5 bulan lalu
145 dibaca

Bumi melahirkan Bulan dengan sedikit bantuan dari luar, studi baru mengejutkan.

Bulan terbesar Pluto terbentuk dalam peristiwa 'cium dan tangkap', ungkap studi baru.InterestingEngineering
Sains
5 bulan lalu
136 dibaca

Bulan terbesar Pluto terbentuk dalam peristiwa 'cium dan tangkap', ungkap studi baru.

Batu pertama yang dikembalikan dari sisi jauh Bulan mengungkapkan aktivitas vulkanik kuno.NatureMagazine
Sains
7 bulan lalu
99 dibaca

Batu pertama yang dikembalikan dari sisi jauh Bulan mengungkapkan aktivitas vulkanik kuno.