Courtesy of Axios

Kenapa Pemimpin Dunia dan CEO Harus Beri Hadiah Agar Disukai Trump

28 Mar 2025, 07.00 WIB

87 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Hubungan dengan Trump sering kali melibatkan pemberian hadiah atau investasi besar.
Perusahaan dan negara yang berkolaborasi dengan Trump dapat menghindari tarif dan mendapatkan keuntungan lainnya.
Strategi negosiasi Trump dianggap berbeda dari presiden sebelumnya, dengan pendekatan yang lebih agresif.

Dalam pertemuan dengan Presiden Trump, pemimpin asing dan CEO perusahaan besar di seluruh dunia merasa perlu membawa "hadiah" untuk mendapatkan hubungan yang baik. Mereka khawatir akan tarif dan perubahan pajak yang bisa merugikan bisnis mereka. Beberapa perusahaan seperti Apple, Hyundai, dan Johnson & Johnson telah mengumumkan investasi besar di AS untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Trump.

Trump sering dipandang seperti bos mafia, di mana "tribut" atau penghargaan diperlukan untuk mendapatkan perlakuan baik. Misalnya, setelah Hyundai mengumumkan investasi Rp 345.35 triliun ($21 miliar) , Trump mengatakan perusahaan itu tidak akan dikenakan tarif. Di sisi lain, hubungan Trump dengan Meksiko lebih baik karena mereka membantu menurunkan jumlah imigran ilegal, sementara Kanada justru mendapatkan ancaman tarif.

Beberapa tindakan ini dianggap sebagai cara Trump menggunakan kekuasaan untuk mengubah kebijakan yang ada. Dia percaya bahwa negara lain telah merugikan AS dalam perdagangan, dan dia ingin mengubah keadaan tersebut. Dalam pandangan Trump, perusahaan dan negara kini harus beradaptasi dan mendukung kepentingan Amerika.

--------------------

Analisis Kami: Strategi Trump yang mengedepankan insentif dan ancaman secara brutal memang efektif dalam jangka pendek untuk mendapatkan konsesi, tetapi berisiko merusak reputasi jangka panjang Amerika Serikat sebagai mitra dagang yang adil dan dapat dipercaya. Para pemimpin dan CEO yang hanya fokus menyenangkan Trump dengan hadiah dan investasi mungkin melewatkan peluang untuk negosiasi yang lebih seimbang dan berkelanjutan.

--------------------

Analisis Ahli:

Fareed Zakaria: Trump’s transactional approach to diplomacy undermines traditional alliances and could hurt long-term U.S. global leadership.

Anne-Marie Slaughter: Pump-priming Trump’s ego with gifts may bring short-term gains but weakens U.S. position in global governance.

Thomas Friedman: Economic protectionism via tariffs may backfire unless paired with deeper reforms at home.

--------------------

What's Next: Hubungan bisnis dan diplomasi ke depan kemungkinan akan semakin mengedepankan negosiasi berbasis keuntungan nyata, dengan risiko meningkatnya praktik 'bayar main' dan tekanan ekonomi yang tajam dari pemerintahan AS jika tidak menaati kehendak Trump.

Referensi:
[1] https://www.axios.com/2025/03/28/trump-gifts-good-relations