Courtesy of Reuters
Mantan Karyawan Rippling Mengaku Jadi Mata-Mata Atas Perintah CEO Rival Deel
03 Apr 2025, 03.52 WIB
138 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Spionase industri dapat terjadi antara perusahaan pesaing.
- Perusahaan dapat mengambil tindakan hukum terhadap pesaing yang terlibat dalam praktik tidak etis.
- Keputusan individu untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dapat dipengaruhi oleh rasa takut akan konsekuensi.
Seorang mantan karyawan perusahaan perangkat lunak HR, Rippling, mengaku telah melakukan spionase untuk perusahaan saingannya, Deel Inc. Pengakuan ini terungkap dalam sebuah dokumen yang dipublikasikan di pengadilan Irlandia. Mantan karyawan tersebut, Keith O'Brien, mengatakan bahwa CEO Deel, Alex Bouaziz, merekrutnya untuk memberikan informasi rahasia tentang Rippling dengan imbalan sekitar 5.000 euro per bulan. Bouaziz bahkan menyarankan O'Brien untuk tetap bekerja di Rippling sambil menjadi mata-mata.
O'Brien diminta untuk memberikan informasi tentang strategi perusahaan, wawasan pelanggan, dan informasi penting lainnya. Semua komunikasi antara O'Brien dan Bouaziz dilakukan melalui aplikasi pesan Telegram yang otomatis menghapus pesan setelah 24 jam. Namun, Rippling akhirnya mengetahui tentang kegiatan spionase ini dan mengambil langkah untuk mengungkap O'Brien. Mereka mengirimkan surat perintah untuk memeriksa perangkat O'Brien.
Setelah menyadari situasinya, O'Brien merasa takut akan keselamatannya dan setuju untuk bekerja sama dengan tim hukum Rippling. Dia juga mengungkapkan bahwa setelah menghubungi Bouaziz, dia disarankan oleh pengacara Deel untuk menghancurkan ponselnya yang lama. Kasus ini menunjukkan betapa seriusnya masalah pencurian rahasia dagang dan persaingan tidak sehat di dunia bisnis.
--------------------
Analisis Kami: Kasus ini jelas menunjukkan bagaimana persaingan bisnis di sektor teknologi HR bisa menjadi sangat agresif hingga melibatkan spionase dan pelanggaran hukum. Perlunya regulasi lebih ketat dan pengawasan perusahaan dalam menjaga integritas dan rahasia dagang sangat penting agar tidak ada praktik merugikan seperti ini yang mengganggu persaingan sehat.
--------------------
Analisis Ahli:
Daniel J. Solove (Ahli Hukum Privasi): Kasus ini menyoroti risiko serius pelanggaran privasi dan keamanan informasi dalam perusahaan teknologi, menuntut perhatian lebih pada tata kelola data dan kepatuhan hukum untuk melindungi aset intelektual.
Gene Kim (Ahli DevOps dan IT Security): Strategi spionase yang menggunakan aplikasi dengan pesan otomatis terhapus menunjukkan tingkat kecanggihan, tapi juga mengindikasikan bahwa keamanan internal perusahaan harus lebih diperkuat agar tidak mudah dieksploitasi.
--------------------
What's Next: Kasus ini bisa berujung pada proses hukum yang panjang dan berdampak pada reputasi kedua perusahaan, serta menjadi peringatan bagi industri teknologi terkait praktik bisnis yang tidak etis.
Referensi:
[1] https://www.reuters.com/technology/former-rippling-employee-admits-spying-rival-firm-deel-2025-04-02/
[1] https://www.reuters.com/technology/former-rippling-employee-admits-spying-rival-firm-deel-2025-04-02/
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa yang mengaku melakukan spionase untuk Deel?A
Keith O'Brien mengaku melakukan spionase untuk Deel.Q
Apa yang dituduhkan Rippling terhadap Deel?A
Rippling menuduh Deel melakukan perampokan, penyalahgunaan rahasia dagang, dan persaingan tidak adil.Q
Berapa imbalan yang diterima Keith O'Brien untuk spionase?A
Keith O'Brien menerima imbalan sekitar 5.000 euro per bulan untuk spionase.Q
Apa yang terjadi setelah Rippling mengetahui tentang spionase?A
Setelah mengetahui tentang spionase, Rippling mengatur perangkap untuk mengungkap O'Brien.Q
Mengapa Keith O'Brien memutuskan untuk bekerja sama dengan tim hukum Rippling?A
Keith O'Brien memutuskan untuk bekerja sama karena merasa takut akan keselamatannya.