Courtesy of Wired
AI dan Demokrasi: Tantangan Besar Menghadapi Era Superinteligensi
Menjelaskan dampak potensial kecerdasan buatan terhadap demokrasi dan totalitarianisme serta bagaimana manusia harus beradaptasi dengan era superintelligence.
01 Apr 2025, 16.00 WIB
88 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- AI memiliki potensi untuk mengubah cara kita berinteraksi dan memahami dunia.
- Kepercayaan antara manusia sangat penting dalam pengembangan dan penerapan AI.
- Kita harus berhati-hati dalam mengembangkan AI untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan.
Tokyo, Japan - Sejak pemilihan presiden AS pada November, tren meningkatnya techno-fasisme yang didorong oleh populisme dan kecerdasan buatan telah terlihat. Buku Nexus oleh Yuval Noah Harari menjelaskan potensi konsekuensi AI terhadap demokrasi dan totalitarianisme.
Harari menekankan bahwa informasi tidak sama dengan kebenaran dan AI adalah agen, bukan hanya alat. AI dapat menciptakan ide-ide baru yang sepenuhnya tidak dapat dipahami oleh manusia, dan kita harus menghindari ekstrem dalam menyikapi revolusi AI.
Untuk mengembangkan superintelligence dengan aman, kepercayaan antara manusia perlu diperkuat. Algoritma media sosial saat ini dirancang untuk memaksimalkan keterlibatan pengguna dengan menyebarkan informasi yang memicu kemarahan dan kebencian. AI dapat membantu kita menghadapi hyperobjects, tetapi kita harus memastikan AI dapat dipercaya.
--------------------
Analisis Kami: Menghadapi AI sebagai agen kreatif yang mampu membuat keputusan sendiri menuntut paradigma baru dalam pengelolaan teknologi dan masyarakat. Tanpa upaya memperkuat kepercayaan antar manusia dan regulasi ketat, risiko dominasi AI yang tidak terkontrol serta erosi nilai demokrasi akan semakin tinggi.
--------------------
Analisis Ahli:
Yuval Noah Harari: AI bukan hanya alat, melainkan agen yang dapat menciptakan ide dan keputusan sehingga revolusi AI sangat berbeda dari revolusi teknologi sebelumnya dan menuntut perhatian serius terhadap kepercayaan dan kontrol.
Bill Gates: Digitalisasi memiliki potensi untuk memberdayakan, namun jejaring sosial dan AI menyajikan tantangan baru yang kompleks dan berbeda dibanding teknologi sebelumnya.
--------------------
What's Next: Di masa depan, AI akan semakin mengendalikan sistem keuangan dan informasi dengan mekanisme yang kompleks dan sulit dipahami manusia, sehingga akan ada potensi kehilangan kontrol oleh manusia terhadap aspek-aspek penting kehidupan sosial dan politik.
Referensi:
[1] https://wired.com/story/questions-answered-by-yuval-noah-harari-for-wired-ai-artificial-intelligence-singularity/
[1] https://wired.com/story/questions-answered-by-yuval-noah-harari-for-wired-ai-artificial-intelligence-singularity/
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dimaksud dengan 'teknologi' dalam konteks artikel ini?A
Teknologi dalam konteks artikel ini merujuk pada kecerdasan buatan dan dampaknya terhadap masyarakat dan demokrasi.Q
Mengapa Harari berpendapat bahwa informasi tidak sama dengan kebenaran?A
Harari berpendapat bahwa informasi sering kali tidak akurat dan lebih banyak terhubung dengan fiksi atau ilusi daripada kebenaran.Q
Apa perbedaan antara AI dan teknologi informasi sebelumnya?A
AI berbeda karena ia dapat membuat keputusan dan ide sendiri, sementara teknologi informasi sebelumnya hanya alat yang digunakan oleh manusia.Q
Mengapa kepercayaan antara manusia dianggap penting dalam pengembangan AI?A
Kepercayaan antara manusia penting untuk memastikan bahwa pengembangan AI dilakukan dengan aman dan bertanggung jawab.Q
Apa yang dimaksud dengan 'hyperobjects' dan bagaimana AI berhubungan dengannya?A
Hyperobjects adalah realitas kompleks yang sulit dipahami manusia, dan AI dapat menciptakan jaringan kepercayaan yang tidak dapat dipahami oleh manusia.