Courtesy of TechCrunch
Ikhtisar 15 Detik
- Nate mengklaim menggunakan AI untuk transaksi, tetapi sebenarnya bergantung pada manusia.
- Albert Saniger dituduh menipu investor dengan informasi yang menyesatkan.
- Kasus ini menunjukkan risiko investasi di startup yang mengklaim teknologi canggih tanpa bukti yang jelas.
New York, United States - Albert Saniger, pendiri dan mantan CEO Nate, didakwa menipu investor dengan mengklaim bahwa aplikasi belanja AI-nya dapat bertransaksi secara online tanpa intervensi manusia. Nate sebenarnya menggunakan ratusan kontraktor manusia di Filipina untuk menyelesaikan pembelian.
Nate mengumpulkan lebih dari Rp 822.25 miliar ($50 juta) dari investor dengan klaim bahwa teknologinya dapat beroperasi secara otomatis. Namun, tingkat otomatisasi sebenarnya dari aplikasi tersebut adalah 0%, dan Nate kehabisan uang pada Januari 2023.
Kasus ini menunjukkan bahwa Nate bukan satu-satunya startup yang melebih-lebihkan kemampuan AI mereka. Beberapa startup lain juga diketahui menggunakan manusia untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh AI.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa Albert Saniger?A
Albert Saniger adalah pendiri dan mantan CEO Nate, sebuah aplikasi belanja berbasis AI.Q
Apa yang dilakukan Nate?A
Nate adalah aplikasi yang menjanjikan pengalaman checkout universal dengan menggunakan AI, tetapi sebenarnya bergantung pada kontraktor manusia.Q
Berapa banyak dana yang berhasil dikumpulkan Nate?A
Nate berhasil mengumpulkan lebih dari $50 juta dari investor.Q
Apa yang dituduhkan kepada Albert Saniger?A
Albert Saniger dituduh melakukan penipuan terhadap investor dengan mengklaim bahwa Nate dapat melakukan transaksi online tanpa intervensi manusia.Q
Apa yang terjadi pada Nate pada Januari 2023?A
Nate kehabisan uang dan terpaksa menjual asetnya pada Januari 2023.