Courtesy of YahooFinance

GE Vernova Catat Pendapatan Kuartal Pertama Terbaik Meski Tertekan Tarif

Memberikan informasi tentang kinerja keuangan GE Vernova pada kuartal pertama dan dampak tarif terhadap perusahaan.

23 Apr 2025, 18.44 WIB

118 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

GE Vernova menunjukkan kinerja yang kuat di segmen tenaga dan elektrifikasi.
Tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump memberikan dampak signifikan pada biaya operasional perusahaan.
Bisnis angin lepas pantai GE Vernova mengalami penurunan pesanan dan kerugian inti yang signifikan.

Cambridge, Massachusetts, United States - GE Vernova melaporkan pendapatan kuartal pertama yang melebihi perkiraan Wall Street, didorong oleh kinerja kuat di unit tenaga listrik dan elektrifikasi. Hal ini menyebabkan saham perusahaan naik lebih dari 8% dalam perdagangan pra-pasar. Perusahaan ini mengukuhkan perkiraan pendapatan tahunan sebesar Rp 592.02 triliun ($36 miliar) hingga Rp 608.47 triliun ($37 miliar) , meskipun ada dampak biaya sekitar Rp 4.93 triliun ($300 juta) hingga Rp 6.58 triliun ($400 juta) akibat tarif.

Total pesanan GE Vernova pada kuartal pertama mencapai Rp 167.74 triliun ($10,2 miliar) , naik sekitar 8% dari tahun sebelumnya. Laba inti segmen elektrifikasi lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp 3.52 triliun ($214 juta) , sementara segmen tenaga listrik melaporkan laba inti sebesar Rp 8.35 triliun ($508 juta) dibandingkan dengan Rp 5.67 triliun ($345 juta) tahun lalu. Namun, bisnis angin lepas pantai menghadapi tantangan dengan kerugian inti sebesar Rp 2.40 triliun ($146 juta) dan penurunan pesanan sebesar 44% menjadi Rp 10.52 triliun ($640 juta) .

Perusahaan yang berbasis di Cambridge, Massachusetts ini melaporkan pendapatan sebesar Rp 132.05 triliun ($8,03 miliar) dalam tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret, dibandingkan dengan perkiraan rata-rata analis sebesar Rp 124.00 triliun ($7,54 miliar) . Hasil ini datang di tengah tantangan industri tenaga listrik akibat tarif dan kebijakan pemerintahan Trump yang mengganggu rantai pasokan dan meningkatkan biaya.

--------------------

Analisis Kami: Meskipun GE Vernova menghadapi tantangan berat dari kebijakan tarif, hasil positif pada unit tenaga dan elektrifikasi menunjukkan kemampuan manajemen untuk mengelola risiko dan memaksimalkan peluang. Namun, kerugian pada bisnis angin lepas pantai mengindikasikan perlunya strategi inovasi yang lebih agresif agar dapat bersaing di pasar energi terbarukan.

--------------------

Analisis Ahli:

Jamie Cook (Analis Industri Energi): GE Vernova menunjukkan ketahanan di tengah kondisi pasar yang sulit, tetapi keberhasilan jangka panjangnya akan tergantung pada kemampuan mereka dalam mengatasi masalah rantai pasokan dan menurunkan biaya operasional, terutama di sektor angin lepas pantai.

--------------------

What's Next: GE Vernova kemungkinan akan terus menyesuaikan strategi bisnisnya untuk mengatasi tekanan biaya dari tarif dan gangguan rantai pasokan, sementara segmen tenaga dan elektrifikasi diharapkan tetap menjadi penggerak utama pertumbuhan pendapatan perusahaan.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/ge-vernovas-quarterly-revenue-beats-114447282.html

Pertanyaan Terkait

Apa yang dilaporkan oleh GE Vernova pada kuartal pertama?

GE Vernova melaporkan pendapatan kuartal pertama yang melebihi estimasi Wall Street, mencapai $8,03 miliar.

Bagaimana kinerja segmen elektrifikasi GE Vernova?

Kinerja segmen elektrifikasi GE Vernova meningkat dengan keuntungan inti lebih dari tiga kali lipat menjadi $214 juta.

Apa dampak tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump terhadap GE Vernova?

Tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump diperkirakan akan berdampak pada biaya sekitar $300 juta hingga $400 juta bagi GE Vernova.

Berapa total pesanan yang diterima GE Vernova pada kuartal pertama?

GE Vernova menerima total pesanan sebesar $10,2 miliar pada kuartal pertama, meningkat sekitar 8% dari tahun lalu.

Apa tantangan yang dihadapi oleh bisnis angin lepas pantai GE Vernova?

Bisnis angin lepas pantai GE Vernova menghadapi tantangan seperti penundaan proyek, inflasi biaya, dan masalah rantai pasokan, dengan kerugian inti sebesar $146 juta.