Courtesy of YahooFinance
Saham Novavax (NVAX) turun lebih dari 6% setelah perusahaan mengurangi proyeksi pendapatan tahun ini menjadi Rp 10.69 triliun ($650 juta) hingga Rp 11.51 triliun ($700 juta) , dari sebelumnya Rp 11.51 triliun ($700 juta) hingga Rp 13.16 triliun ($800 juta) . Pada kuartal terakhir, Novavax melaporkan pendapatan sebesar Rp 1.40 triliun ($85 juta) , turun dari Rp 3.08 triliun ($187 juta) tahun lalu, dan mengalami kerugian per saham sebesar Rp 1.25 juta ($0,76) . Vaksin COVID-19 mereka adalah satu-satunya produk komersial yang dimiliki, dengan pangsa pasar sekitar 2%-3%. Novavax menghadapi tantangan dari pesaing yang lebih besar seperti Pfizer dan Moderna, sehingga mereka menjalin kerjasama dengan Sanofi untuk menjual produk mereka dan berharap dapat menarik lebih banyak pendapatan.
Perusahaan juga mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi investasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D) dalam beberapa tahun ke depan, dengan pengurangan sebesar Rp 23.02 triliun ($1,4 miliar) dibandingkan tahun 2022. CEO Novavax, John Jacobs, menyatakan bahwa mereka akan fokus pada produk baru dan melanjutkan uji klinis vaksin kombinasi flu-COVID yang sempat dihentikan. Jacobs menekankan bahwa perusahaan sedang berusaha untuk kembali ke jalur yang benar dan berharap dapat mencapai profitabilitas setelah menghadapi berbagai kesulitan dalam memasarkan vaksin COVID-19.