Courtesy of TheVerge
Ikhtisar 15 Detik
- Starlink diharapkan dapat memperkuat posisi perdagangan Amerika di pasar global.
- Ada indikasi bahwa regulasi untuk Starlink dapat dipercepat untuk mendukung kesepakatan perdagangan.
- Peran pemerintah AS dalam mendukung perusahaan seperti Starlink menyoroti pentingnya inovasi teknologi dalam diplomasi.
Washington D.C., United States - Pemerintah Amerika Serikat saat ini sedang mendorong negara-negara lain untuk mengadopsi layanan internet satelit milik Elon Musk, Starlink, di tengah pembicaraan tarif perdagangan dengan beberapa negara. Hal ini dilakukan melalui peran kedutaan dan Departemen Luar Negeri untuk mendapatkan izin resmi dari negara-negara tersebut bagi layanan ini.
Beberapa negara seperti India, Somalia, Lesotho, Republik Demokratik Kongo, Bangladesh, Pakistan, dan Vietnam sudah mulai melangkah maju dan memberikan lisensi yang dibutuhkan supaya Starlink bisa mulai beroperasi di wilayah mereka. India bahkan baru saja menyetujui proposal tersebut, mendekatkan layanan ini untuk dapat diluncurkan secara resmi.
Meskipun dalam pesan internal tidak ada janji mengenai penurunan tarif sebagai imbalan dari adopsi regulasi ini, dilaporkan bahwa pejabat pemerintah AS, termasuk Senator Marco Rubio, semakin mendesak agar proses regulasi ini cepat berjalan demi kepentingan perusahaan AS.
Gedung Putih menegaskan bahwa negosiasi perdagangan hanya berfokus pada apa yang terbaik bagi rakyat Amerika dan kesuksesan perusahaan AS di panggung global. Mereka juga menolak adanya konflik kepentingan dalam proses tersebut, walaupun ada desakan dari beberapa senator Demokrat agar Presiden Trump menyelidiki kemungkinan Elon Musk menggunakan jabatan pemerintah untuk keuntungan bisnis pribadinya.
Situasi ini menggambarkan bagaimana pengaruh politik dan strategi dagang internasional saling terkait dalam upaya memperluas teknologi baru seperti internet satelit, dan menjadi contoh bagaimana teknologi dan politik dapat saling memengaruhi dalam skala global.