Courtesy of CNBCIndonesia

Nvidia Siapkan Chip AI Versi Rendah untuk China Hadapi Blokir Ekspor AS

Menginformasikan tentang strategi Nvidia yang merilis versi chip AI H20 dengan spesifikasi lebih rendah untuk pasar China guna mengatasi pembatasan ekspor chip AS.

10 Mei 2025, 15.15 WIB

79 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Nvidia berusaha untuk mempertahankan pangsa pasarnya di China di tengah pembatasan ekspor yang ketat.
Chip H20 dirancang untuk memenuhi regulasi yang ada, namun tetap menghadapi tantangan dari pemerintahan AS.
Pentingnya pasar China bagi Nvidia tercermin dari besarnya pendapatan yang dihasilkan dari negara tersebut.

Beijing, China - Nvidia, perusahaan besar pembuat chip asal Amerika Serikat, akan meluncurkan versi yang lebih rendah dari chip kecerdasan buatan H20 untuk pasar China. Ini dilakukan karena adanya pembatasan ekspor chip dari AS ke China yang semakin ketat, terutama di masa pemerintahan Donald Trump. Pembatasan ini membuat Nvidia harus menyesuaikan produk agar tetap bisa dijual di China.

Awalnya, chip H20 dibuat khusus untuk pasar China dengan spesifikasi yang tidak terlalu tinggi agar tidak melanggar aturan ekspor AS. Namun kini chip ini juga terkena pembatasan baru yang menyulitkan penjualan ke China. Pemerintah AS menganggap bahwa chip tersebut berpotensi disalahgunakan di China, terutama terkait teknologi militer.

Pendapatan Nvidia dari pasar China sangat besar yaitu sekitar USRp 279.56 triliun ($17 miliar) atau 13% dari total penjualan. Maka dari itu, Nvidia berupaya keras bertahan di pasar penting ini dengan meluncurkan chip versi modifikasi yang memiliki kapasitas memori lebih rendah. Strategi ini diharapkan dapat mengatasi pembatasan tanpa sepenuhnya kehilangan pasar China.

Selain tantangan dari pembatasan pemerintah AS, Nvidia juga menghadapi persaingan dari perusahaan teknologi China seperti DeepSeek, Tencent, Alibaba, dan ByteDance yang meningkatkan permintaan chip AI yang lebih hemat biaya. Hal ini membuat pasar chip AI semakin kompetitif dan menuntut Nvidia berinovasi agar tidak kalah saing.

Tahun 2025 ini, saham Nvidia mengalami penurunan lebih dari 21% karena tekanan perang dagang dan pembatasan ekspor. CEO Nvidia, Jensen Huang, telah berkunjung ke Beijing untuk menegaskan pentingnya pasar China bagi perusahaan. Walau menghadapi banyak kendala, Nvidia tetap berusaha mempertahankan posisinya di pasar chip AI global.

--------------------

Analisis Kami: Langkah Nvidia merilis versi chip yang lebih rendah untuk China adalah strategi terpaksa yang cerdas untuk tetap bertahan di pasar penting tersebut namun menghadirkan risiko menurunkan daya saing teknologi mereka. Pembatasan ekspor yang semakin ketat dari AS menandai eskalasi perang teknologi yang berpotensi memaksa perusahaan teknologi AS kehilangan posisi dominannya di pasar China jika tidak mampu berinovasi sesuai regulasi baru.

--------------------

Analisis Ahli:

Andrew Ng: Pembatasan ekspor chip seperti ini akan memicu China untuk mempercepat pengembangan teknologi AI-nya sendiri, yang selanjutnya bisa menggoyahkan dominasi perusahaan teknologi AS di masa depan.

Kai-Fu Lee: China sudah menunjukkan kemampuan meningkat dalam AI, sehingga pembatasan AS hanya akan memperkuat motivasi dan upaya teknologinya, sementara perusahaan AS harus pandai menyeimbangkan kepatuhan regulasi dengan inovasi.

--------------------

What's Next: Jika pembatasan ekspor chip tetap ketat dan Nvidia gagal menyesuaikan produknya sesuai aturan, bisnis Nvidia di China bisa terus menurun dan memperbesar tekanan finansial pada perusahaan tersebut di pasar global.

Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250510124042-37-632639/amerika-hancur-lebur-tanpa-china-ini-buktinya