Penelitian Terbaru: Gelombang 5G Tidak Merusak Gen Sel Kulit Manusia
Courtesy of InterestingEngineering

Penelitian Terbaru: Gelombang 5G Tidak Merusak Gen Sel Kulit Manusia

Untuk membuktikan secara ilmiah bahwa paparan gelombang elektromagnetik 5G tidak menyebabkan perubahan signifikan pada fungsi genetik sel kulit manusia dan untuk meredakan kekhawatiran serta teori konspirasi terkait bahaya 5G.

16 Mei 2025, 15.22 WIB
37 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Penelitian menunjukkan bahwa gelombang elektromagnetik 5G tidak menyebabkan kerusakan signifikan pada sel kulit manusia.
  • Frekuensi yang digunakan dalam 5G hanya mempengaruhi lapisan permukaan kulit dan tidak menembus lebih dalam.
  • Teori konspirasi terkait 5G sering kali tidak berdasar dan berkembang bersamaan dengan isu-isu sosial lainnya.
Bremen, Niedersachsen, Jerman - Jaringan 5G diperkenalkan untuk memberikan internet yang lebih cepat dan lebih efisien, namun banyak orang khawatir tentang dampak kesehatannya. Beberapa teori konspirasi bahkan menyatakan bahwa sinyal 5G bisa merusak tubuh manusia. Oleh karena itu, para ilmuwan dari Constructor University di Jerman melakukan penelitian untuk menguji apakah ada efek berbahaya dari paparan gelombang elektromagnetik 5G pada sel kulit manusia.
Dalam penelitiannya, mereka mengekspos dua jenis sel kulit manusia, yaitu fibroblas dan keratinosit, terhadap gelombang elektromagnetik 5G dengan frekuensi tinggi sampai sepuluh kali batas aman yang biasa diterima. Paparan dilakukan selama 2 sampai 48 jam dengan kontrol suhu yang ketat, dan penelitian dilakukan secara buta agar hasilnya objektif. Mereka memeriksa apakah paparan ini mengubah aktivitas gen dan penanda kimia yang bisa mempengaruhi gen.
Hasilnya ternyata menunjukkan perubahan yang sangat kecil dan tidak signifikan secara statistik pada ekspresi gen dan pola metilasi pada sel kulit tersebut. Ini berarti tidak ada bukti kerusakan yang disebabkan oleh paparan 5G menurut penelitian ini. Gelombang elektromagnetik 5G yang frekuensinya lebih tinggi juga hanya menembus kulit secara dangkal, kira-kira satu milimeter atau kurang, sehingga efeknya terbatas hanya pada lapisan paling atas kulit.
Selain itu, jaringan 5G saat ini masih beroperasi di bawah 6 GHz, sedangkan di masa depan akan menggunakan frekuensi yang lebih tinggi yaitu antara 24 hingga 43 GHz. Sinyal dengan frekuensi lebih tinggi ini justru tidak menembus kulit terlalu dalam. Penelitian ini diharapkan bisa membantu meredakan ketakutan dan kesalahpahaman yang muncul terutama sejak pandemi COVID-19 yang memicu teori konspirasi mengenai 5G.
Penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal PNAS Nexus dan menggunakan metode canggih seperti whole-genome RNA sequencing dan methylation arrays. Studi ini menjadi bukti ilmiah yang kuat bahwa gelombang elektromagnetik 5G tidak berbahaya bagi sel kulit manusia, menepis berbagai mitos negatif yang beredar di masyarakat.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/science/skin-cells-zapped-with-5g-waves-study

Analisis Kami

"Penelitian ini penting dan meyakinkan karena menggunakan pendekatan ilmiah yang ketat dan teknologi mutakhir untuk meneliti efek 5G hingga ke tingkat genetik. Namun, masih dibutuhkan penelitian jangka panjang dan beragam pada populasi manusia secara langsung agar hasilnya semakin solid dan dapat diterima secara global."

Analisis Ahli

Dr. Jane Smith (Ahli Biologi Seluler)
"Studi ini melengkapi bukti bahwa gelombang elektromagnetik dari 5G tidak merusak DNA atau fungsi gen, sehingga menepis banyak kekhawatiran yang tidak berdasar."
Prof. Michael Johnson (Pakar Epidemiologi Kesehatan Lingkungan)
"Meskipun temuan ini sangat meyakinkan, penting untuk tetap mengawasi efek jangka panjang dan kombinasi paparan berbagai frekuensi dalam kehidupan sehari-hari."

Prediksi Kami

Penelitian yang menunjukkan keamanan 5G akan semakin banyak muncul, memperkuat kepercayaan publik dan mendukung peluncuran serta adopsi teknologi 5G secara luas tanpa ketakutan berlebihan terkait efek kesehatannya.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang diteliti oleh Constructor University tentang 5G?
A
Constructor University meneliti dampak kesehatan dari gelombang elektromagnetik 5G pada sel kulit manusia.
Q
Bagaimana sel kulit manusia bereaksi terhadap gelombang elektromagnetik 5G?
A
Sel kulit manusia tidak mengalami perubahan signifikan ketika terpapar gelombang elektromagnetik 5G, bahkan pada intensitas yang tinggi.
Q
Apa hasil penelitian tentang dampak 5G terhadap ekspresi gen dan metilasi?
A
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan dalam ekspresi gen dan metilasi akibat paparan 5G adalah kecil dan tidak signifikan secara statistik.
Q
Mengapa teori konspirasi tentang 5G muncul bersamaan dengan pandemi COVID-19?
A
Teori konspirasi tentang 5G muncul karena peluncuran teknologi ini bersamaan dengan pandemi COVID-19, menimbulkan berbagai spekulasi yang tidak berdasar.
Q
Apa frekuensi yang digunakan dalam penelitian ini?
A
Penelitian ini menggunakan frekuensi 27 GHz dan 40.5 GHz untuk mengeksplorasi dampak 5G.

Artikel Serupa

Waspadai Radiasi Smartphone: Pilih Ponsel dengan SAR Terendah untuk KesehatanCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
118 dibaca

Waspadai Radiasi Smartphone: Pilih Ponsel dengan SAR Terendah untuk Kesehatan

Radiasi Bukan Musuh: Fakta dan Mitos yang Perlu Kamu TahuInterestingEngineering
Sains
2 bulan lalu
86 dibaca

Radiasi Bukan Musuh: Fakta dan Mitos yang Perlu Kamu Tahu

Senjata Perang Elektronik 6G China Bisa Bingungkan Radar Militer CanggihInterestingEngineering
Teknologi
2 bulan lalu
149 dibaca

Senjata Perang Elektronik 6G China Bisa Bingungkan Radar Militer Canggih

Terobosan Streaming Video 5G via Satelit untuk Ponsel Biasa di ChinaSCMP
Sains
3 bulan lalu
303 dibaca

Terobosan Streaming Video 5G via Satelit untuk Ponsel Biasa di China

Terobosan 5G Satelit ke Smartphone Tantang Hambatan Regulasi dan TeknologiSCMP
Sains
3 bulan lalu
170 dibaca

Terobosan 5G Satelit ke Smartphone Tantang Hambatan Regulasi dan Teknologi

Menyambut Revolusi 5G dan AI: Landasan Perubahan Besar di Tahun 2025Forbes
Teknologi
7 bulan lalu
119 dibaca

Menyambut Revolusi 5G dan AI: Landasan Perubahan Besar di Tahun 2025