Courtesy of InterestingEngineering
Robot Terapi Baru, Seperti Kuda Terapi, Bisa Merespon Emosi Kita
Mengusulkan agar robot terapeutik dirancang untuk memberikan respons emosional aktif dan mandiri, mirip dengan kuda terapi, sehingga mendorong regulasi emosional dan pertumbuhan emosional yang lebih dalam pada pengguna.
29 Mei 2025, 06.00 WIB
51 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Robot terapeutik dapat memberikan umpan balik emosional yang aktif dan bukan hanya bersifat pasif.
- Interaksi yang meniru terapi berbasis hewan dapat membantu individu dalam mengatur emosi mereka.
- Desain robot terapeutik harus mempertimbangkan aspek etis dalam menggantikan hewan hidup dengan mesin.
Bristol, Inggris - Penelitian dari University of Bristol menunjukkan bahwa robot interaktif dalam terapi sebaiknya tidak hanya menjadi teman pasif, tapi juga aktif memberikan umpan balik emosional seperti kuda terapi yang merespon bahasa tubuh dan energi kita, bukan hanya kata-kata. Terapi dengan kuda terbukti efektif untuk membantu orang dengan PTSD, trauma, dan autisme mengatur emosi karena kuda hanya merespon ketika orang dalam keadaan tenang dan emosional terkontrol.
Kuda terapi berfungsi sebagai cermin emosional yang memperlihatkan dan membantu peserta memahami serta mengatur perasaan mereka. Namun terapi ini memerlukan banyak sumber daya, pelatihan hewan, dan fasilitator ahli sehingga tidak semua orang bisa mendapatkan manfaatnya. University of Bristol mengusulkan agar robot-robot terapi bisa meniru cara kerja kuda dengan memberi respon hanya saat pengguna tenang secara emosional.
Menurut lead author Ellen Weir, sebagian besar robot sosial saat ini dibuat untuk selalu patuh dan mengutamakan kenyamanan penggunanya. Namun pendekatan ini belum optimal untuk terapi yang membutuhkan interaksi dua arah supaya pengguna dapat belajar mengelola emosinya secara lebih dalam dan maksimal melalui kerja sama dengan robot yang menunjukkan otonomi dan resistensi.
Robot terapeutik seperti ini harus dirancang agar mampu membaca emosi manusia secara tepat dan bereaksi secara dinamis, mirip bagaimana kuda terapi merasakan perasaan manusia lewat bahasa tubuh. Tantangan utama adalah mengembangkan teknologi sensor emosi, pembelajaran mesin, dan pergerakan robot yang interaktif dan autentik. Selain terapi, robot seperti ini juga berpotensi mendukung pendidikan, kesejahteraan di tempat kerja, dan robot sosial lainnya.
Namun ada juga pertanyaan etis tentang apakah robot bisa menggantikan hewan hidup dalam memberikan manfaat terapi yang sama, dan bagaimana supaya pengalaman interaksi ini tetap efektif, autentik, dan mengutamakan kesejahteraan emosional pengguna. Penelitian ini akan dipresentasikan di konferensi internasional CHI 2025 sebagai langkah pengembangan teknologi baru di bidang terapi dan interaksi manusia-robot.