Courtesy of InterestingEngineering
Perusahaan Teknologi China Nonaktifkan Fitur AI Demi Kejujuran Ujian Gaokao
Memastikan keadilan dan integritas ujian gaokao dengan membatasi akses fitur chatbot AI yang dapat digunakan untuk menyontek selama ujian berlangsung.
10 Jun 2025, 00.32 WIB
77 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Perusahaan teknologi di Tiongkok mengambil langkah ekstra untuk mencegah kecurangan selama ujian.
- Gaokao merupakan momen penting dalam kehidupan siswa Tiongkok yang mempengaruhi masa depan mereka.
- Pemantauan dan teknologi AI digunakan untuk memastikan integritas ujian di Tiongkok.
China - Selama pelaksanaan ujian masuk perguruan tinggi nasional di China yang dikenal dengan gaokao, beberapa perusahaan teknologi besar seperti Alibaba, ByteDance, dan Tencent mengambil langkah untuk menonaktifkan fitur AI chatbot sementara waktu. Hal ini dilakukan untuk mencegah siswa menggunakan teknologi untuk menyontek selama ujian berlangsung.
Beberapa aplikasi chatbot yang populer di China seperti Qwen, Doubao, Yuanbao, dan Kimi menonaktifkan fungsi pengenalan foto dan tanya jawab otomatis selama jam ujian. Para siswa yang mencoba menggunakan fitur ini selama ujian mendapati layanan tersebut terblokir dengan alasan menjaga keadilan ujian.
Selain pembatasan layanan chatbot AI, pemerintah China juga menerapkan berbagai bentuk pengawasan ketat dengan teknologi yang canggih. Contohnya adalah sistem pengawasan berbasis AI yang mampu mendeteksi perilaku yang mencurigakan seperti berbisik atau saling bertukar informasi secara diam-diam.
Langkah-langkah tambahan yang diambil termasuk pemeriksaan biometrik peserta ujian, pemblokiran sinyal radio di lokasi ujian, serta penyesuaian jadwal dan lalu lintas agar para siswa dapat mencapai tempat ujian tanpa gangguan. Semua ini bertujuan menjaga ketenangan dan integritas ujian gaokao yang sangat penting ini.
Baca juga: Kontroversi Cluely: Startup AI untuk Menyontek yang Mengumpulkan Rp 87.16 miliar ($5,3 Juta)
Gaokao merupakan salah satu ujian tersulit dan terpenting di China karena menentukan masa depan pendidikan para siswa. Oleh karena itu, pemerintah dan perusahaan teknologi bersama-sama berusaha keras untuk mencegah praktik kecurangan yang menggunakan teknologi terbaru demi menjaga keadilan dan kesetaraan.