Mengenal Gravitasi Entropi: Gravitasi Bukan Gaya Dasar, Melainkan Hasil Kolektif Partikel
Courtesy of QuantaMagazine

Mengenal Gravitasi Entropi: Gravitasi Bukan Gaya Dasar, Melainkan Hasil Kolektif Partikel

Menyajikan model-model baru yang mencoba menjelaskan gravitasi sebagai gaya entropi yang muncul dari interaksi acak kuantum partikel, dan membuka diskusi serta uji coba eksperimental terhadap konsep ini yang berbeda dari gravitasi fundamental menurut teori relativitas umum.

13 Jun 2025, 07.00 WIB
21 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Upaya memahami gravitasi terus berlanjut meskipun teori Einstein telah mapan.
  • Pendekatan entropi menawarkan cara baru untuk memikirkan tentang gravitasi sebagai efek kolektif.
  • Model-model baru dapat membuka arah penelitian eksperimental yang menarik dalam fisika.
Berkeley, Amerika Serikat - Isaac Newton dulu merasa belum puas dengan penjelasan gravitasi sebagai gaya tarik dari jarak jauh. Dia dan ilmuwan lain pernah mengusulkan konsep gravitasi sebagai dorongan dari partikel tak terlihat, namun teori itu gagal. Kemudian Einstein muncul dengan teori relativitas umum yang menjelaskan gravitasi sebagai lekukan ruang dan waktu, tapi teori ini juga tidak lengkap karena tidak bisa menjelaskan hal-hal ekstrem seperti lubang hitam.
Beberapa fisikawan modern mencoba pendekatan berbeda, yaitu melihat gravitasi bukan sebagai gaya fundamental, melainkan sebagai efek kolektif termal dari partikel mikroskopis. Daniel Carney dan timnya mengusulkan model gravitasi entropi yang menunjukan gaya gravitasi sebagai hasil dari interaksi acak kuantum partikel bernama qubit yang mengatur orientasi mereka.
Model ini memakai dua ide: satu adalah qubit dalam bentuk jaringan kristal yang berorientasi di sekitar massa dan membuat massa saling tarik karena qubit berusaha memaksimalkan entropi. Model lain memperlihatkan qubit tanpa lokasi tetap dan bisa jauh-jauh dari massa, dengan energi qubit bergantung jarak antar massa. Kedua model menunjukkan bagaimana gravitasi Newton bisa muncul dari mekanisme entropi.
Namun, model ini masih dikritik karena dianggap kurang merepresentasikan sifat gravitasi sebenar seperti yang diprediksi Einstein, terutama dalam kondisi kuat seperti lubang hitam. Meski begitu, model ini menarik karena bisa diuji secara eksperimen, terutama terkait dengan fenomena gelombang fungsi dan runtuhnya superposisi kuantum.
Para ahli berpendapat bahwa mempelajari gravitasi entropi ini penting untuk membuka wawasan baru soal asal-usul gravitasi. Jika terbukti benar, kita harus memikirkan ulang konsep gravitasi dari yang selama ini dianggap hukum fundamental menjadi fenomena statistik yang muncul dari perilaku partikel kuantum tersembunyi.

Artikel Serupa

Penemuan Parapartikel: Kelas Ketiga Partikel yang Mengubah FisikaQuantaMagazine
Sains
2 bulan lalu
41 dibaca

Penemuan Parapartikel: Kelas Ketiga Partikel yang Mengubah Fisika

Batasan Ketidakpastian dalam Prediksi Masa Depan Fisika ModernWired
Sains
2 bulan lalu
86 dibaca

Batasan Ketidakpastian dalam Prediksi Masa Depan Fisika Modern

Daya Planck dapat membuka kunci tautan yang hilang antara ruang-waktu kuantum dan relativitas Einstein.InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
92 dibaca

Daya Planck dapat membuka kunci tautan yang hilang antara ruang-waktu kuantum dan relativitas Einstein.

Menyatukan perpecahan terbesar dalam fisika: Persamaan menghubungkan relativitas Einstein dan mekanika kuantum.InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
108 dibaca

Menyatukan perpecahan terbesar dalam fisika: Persamaan menghubungkan relativitas Einstein dan mekanika kuantum.

Jam atom dapat mengungkap interaksi antara relativitas Einstein dan mekanika kuantum.InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
70 dibaca

Jam atom dapat mengungkap interaksi antara relativitas Einstein dan mekanika kuantum.

Peta Baru Ruang-Waktu yang Aneh dan Kacau di Dalam Lubang HitamQuantaMagazine
Sains
3 bulan lalu
140 dibaca

Peta Baru Ruang-Waktu yang Aneh dan Kacau di Dalam Lubang Hitam