Indonesia Jadi Pasar Terbesar Streaming Video, Hadapi Tantangan Pembajakan Konten
Courtesy of CNBCIndonesia

Indonesia Jadi Pasar Terbesar Streaming Video, Hadapi Tantangan Pembajakan Konten

Menjelaskan pertumbuhan pasar layanan streaming video premium di Indonesia serta upaya pemerintah dalam mengatasi masalah pembajakan dan perlindungan kekayaan intelektual di industri kreatif digital.

17 Jun 2025, 15.25 WIB
31 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Pertumbuhan layanan SVOD di Indonesia sangat signifikan dan diprediksi akan terus meningkat.
  • Isu pembajakan dan perlindungan kekayaan intelektual menjadi tantangan utama bagi industri kreatif.
  • Kolaborasi antara pemerintah dan industri diperlukan untuk memperkuat perlindungan terhadap kekayaan intelektual.
Jakarta, Indonesia - Indonesia kini menjadi pasar terbesar untuk layanan streaming video berbayar atau subscription video on demand (SVOD) di Asia Tenggara. Pada tahun 2024, pendapatan dari layanan ini mencapai sekitar USRp 9.08 triliun ($552 juta) atau Rp9 triliun karena semakin banyak orang Indonesia yang mengakses konten digital melalui platform seperti Netflix, Disney+, dan Vidio.
Penetrasi pengguna layanan streaming diperkirakan mencapai 8,4% pada tahun 2025 dan diprediksi terus meningkat hingga 10% pada tahun 2030. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin tertarik pada hiburan digital premium yang dapat diakses secara mudah dan nyaman secara online.
Namun, di balik perkembangan positif ini, tantangan utama yang dihadapi adalah masalah pembajakan konten dan perlindungan hak kekayaan intelektual. Kasus film lokal 'Jumbo' yang bocor ke platform ilegal dan dijual dengan harga tinggi sebelum pemutaran resmi menjadi contoh nyata risiko pembajakan yang merugikan industri kreatif.
Pemerintah melalui koordinasi Kementerian Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Komunikasi dan Digital segera menutup platform ilegal tersebut untuk melindungi karya dan privasi kekayaan intelektual. Tindakan cepat ini berhasil menjaga performa film 'Jumbo' dengan lebih dari 10 juta penonton selama masa tayang 60 hari di bioskop.
Selain menangani kasus pembajakan, pemerintah terus memperkuat kolaborasi dengan platform OTT lokal dan asosiasi industri untuk membangun sistem perlindungan IP yang lebih baik. Kementerian Ekonomi Kreatif berperan sebagai fasilitator yang menjembatani kebutuhan industri dengan regulasi lintas kementerian demi kemajuan ekonomi kreatif digital Indonesia.
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250617124959-37-641665/indonesia-negara-nomor-1-warga-ri-paling-banyak-langganan-netflix-cs

Artikel Serupa

YouTube Shorts dan YouTube TV Kuasai Pasar dengan Lonjakan Pengunjung DrastisCNBCIndonesia
Bisnis
1 bulan lalu
118 dibaca

YouTube Shorts dan YouTube TV Kuasai Pasar dengan Lonjakan Pengunjung Drastis

Streaming dan Bioskop di Indonesia Bisa Hidup Berdampingan, Tidak Saling BunuhCNBCIndonesia
Bisnis
1 bulan lalu
64 dibaca

Streaming dan Bioskop di Indonesia Bisa Hidup Berdampingan, Tidak Saling Bunuh

Pentingnya Keseimbangan OTT Global dan Industri Penyiaran Lokal di IndonesiaCNBCIndonesia
Teknologi
1 bulan lalu
60 dibaca

Pentingnya Keseimbangan OTT Global dan Industri Penyiaran Lokal di Indonesia

YouTube Jadi Raja Baru di Televisi Amerika, Kalahkan Netflix dan DisneyCNBCIndonesia
Bisnis
2 bulan lalu
96 dibaca

YouTube Jadi Raja Baru di Televisi Amerika, Kalahkan Netflix dan Disney

Waspada Streaming Ilegal! Pilih Platform Resmi Agar Aman dan Mendukung Industri FilmCNBCIndonesia
Teknologi
2 bulan lalu
61 dibaca

Waspada Streaming Ilegal! Pilih Platform Resmi Agar Aman dan Mendukung Industri Film

Bahaya Nonton Film di Situs Ilegal dan Pilihan Platform Streaming ResmiCNBCIndonesia
Teknologi
2 bulan lalu
135 dibaca

Bahaya Nonton Film di Situs Ilegal dan Pilihan Platform Streaming Resmi