Fenomena Gunung Lumpur di Grobogan: Bukan Gunung Api Baru Tapi Peluang dan Risiko

Pada Maret 2024, masyarakat Grobogan, Jawa Tengah, dikejutkan dengan munculnya gundukan lumpur yang menyerupai gunung. Fenomena ini terjadi setelah gempa berkekuatan 6,5 SR pada tanggal 22 Maret. Banyak orang awalnya mengira ini adalah gunung berapi baru, sehingga menimbulkan kepanikan dan spekulasi di masyarakat. Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid A.N, gundukan tersebut sebenarnya adalah gunung lumpur atau mud volcano. Ini terbentuk karena naiknya gas alam melalui patahan batuan yang membawa lumpur hingga ke permukaan, membentuk kerucut seperti gunung setinggi 25 meter di atas tanah. Fenomena mud volcano ini sering terjadi di Grobogan dan bukan termasuk kejadian luar biasa. Gempa bumi yang terjadi mampu memicu migrasi hidrokarbon dan lumpur agar keluar lebih aktif melalui rekahan batuan. Meski semburannya tidak terlalu meletus seperti gunung api, gas beracun seperti hidrogen sulfida dan karbondioksida tetap membahayakan keselamatan jika terhirup dalam konsentrasi tinggi. Dampak fenomena ini cukup terasa, terutama bagi petani di sekitar lokasi yang mengalami kerusakan lahan akibat lumpur panas yang berpindah-pindah. Pemerintah diharapkan memberikan solusi kepada masyarakat yang kehilangan mata pencaharian sekaligus mengoptimalkan potensi mud volcano untuk pengembangan pariwisata dan industri kreatif. Selain itu, lumpur dari mud volcano mengandung berbagai mineral berharga dan mikroorganisme unik yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri, mulai dari pertanian hingga kesehatan. Fenomena ini juga menarik untuk penelitian ilmiah di bidang geologi dan lingkungan, yang dapat membantu memahami lebih jauh proses bumi dan potensi sumber daya alam di daerah tersebut.